Jakarta, Klikaktual.com - Sineas terkemuka Joko Anwar mengakui karya terbarunya Pengepungan di Bukit Duri menjadi film dengan tantangan terbesar dalam karirnya karena harus bekerja sama dengan perusahaan film Holywood.
Joko Anwar, bakal hadir dengan karya baru bertajuk Pengepungan di Bukit Duri. Film bergenre drama aksi ini tergolong baru bagi Sineas peraih penghargaan Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia (FFI) tahun 2020 ini.
Film Pengepungan di Bukit Duri yang merupakan film ke-11 Joko Anwar sebagai sutradara dan siap tayang di bioskop Indonesia pada 17 April 2025.
Baca Juga: Siswa Mengeluh Soal Pungutan SPP di SMAN 7 Kota Cirebon, Harry Saputra Gani : Itu Ilegal
22 tahun berkarir di dunia perfilman, Joko Anwar dikenal sebagau sineas yang banyak mengangkat film bertema horor atau thriller. Sebut saja yang cukup suskes diantaranya Pengabdi Setan, Pintu Terlarang, Modus Anomali, Perempuan Tanah Jahanam, dan Siksa Kubur.
"Film ini menjadi tantangan terbesar saya selama berkarir di film. Bukan saja secara teknis film ini harus menunjukkan kualitas yang tinggi karena bekerja sama dengan perusahaan film Hollywood legendaris yang punya standar tinggi, tapi ceritanya harus mencerminkan negeri kita saat ini,” ujar Joko Anwar dikutip dari berbagai sumber Selasa 4 Februari 2025.
Baca Juga: Daftar Harta Kekayaan Para Pejabat di Pemerintahan Kabupaten Cirebon
Film Pengepungan di Bukit Duri akan dihiasi oleh Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, dan beberapa wajah baru dalam perfilman Indonesia.
Sedikit sinopsis film yang dibawah produksi Come and See Pictures dan Amazon MGM Studios ini bercerita tentang Edwin (Morgan Oey) yang berjanji pada kakaknya sebelum meninggal untuk menemukan anak kakaknya yang hilang hinggan Edwin menjadi guru di SMA Duri, sekolah untuk anak-anak bermasalah hingga kerusuhan terjadinya kerusuhan.
Baca Juga: Imbas Kemarahan Fans Bussiness Proposal, Abizar dan Falcon Picture Rilis Permohonan Maaf
Menurut sang Produser Tia Hasibuan film Pengepungan di Bukit Duri ini juga membawa isu yang penting dan relevan di masyarakat Indonesia terkair perundungan dan kekerasan terhadap anak.
Tia juga berharap para sineas dan kru yang terlibat dalam Film Pengepungan di Bukit Dari dapat bekerja dengan kualitas yang lebih baik dengan dukumgan dari studio besar Hollywood.***