Aktivitas dunia kita, cita-cita tinggi kita, harapan besar kita, keinginan kita akan sukses, melihat anak-anak kita tumbuh besar dan dewasa, terkadang membuat kita lupa dengan kematian.
Kita boleh memiliki cita-cita tinggi, harapan besar, dan bersungguh-sungguh mewujudkannya.
Namun ingat firman Allah Ta’ala,
وَأَنَّ إِلَى رَبِّكَ الْمُنْتَهَى
“Dan bahwasanya kepada Tuhamulah kesudahan (segala sesuatu).” [QS. An-Najm: 42].
Kematian adalah puncak setiap makhluk di muka bumi. Kematian merupakan penghujung bagi setiap yang bernyawa di dunia ini.
Hal itu sudah menjadi ketetapan Allah (untuk semua makhluk) termasuk para malaikat; Jibril, Mikail, Israfil –alaihimussalam- bahkan malaikat pencabut nyawa-pun akan mengalami kematian.
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ، وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
“Semua yang ada di bumi akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal.” [QS. Ar-Rahman: 26-27].
Ibadallah,
Kita terbiasa mendengar motivator dunia, yang memotivasi kita agar semangat bekerja. Meningkatkan omset dan penghasilan.
Mencari kerjaan sampingan, dan sebagainya. Tidak ada salahnya. Walaupun semua itu belum pasti kita dapatkan.
Namun sekarang, di khutbah jumat ini, kita duduk sebentar mendengarkan motivasi lainnya. Menghadapi sesuatu yang pasti dialami setiap orang.
Dan mengamalkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ الْمَوْتَ
“Perbanyaklah mengingat penghancur kelezatan, yaitu kematian.” (HR At-Tirmidzi dan An-Nasaai dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban).