“Barangsiapa yang memberikan infaq satu dirham untuk memperingati kelahiran Nabi SAW, akan menjadi temanku masuk surga”.
Sahabat Umar Bin Khatthab berkata :
مَنْ عَظَّمَ مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ أَحْيَا اْلإِسْلاَمَ
“Barangsiapa yang memuliakan (memperingati) kelahiran Nabi SAW, berarti telah menghidupkan Islam”.
Sahabat Ali Bin Abi Thalib berkata :
مَنْ عَظَّمَ مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَخْرُجُ مِنَ الدُّنْياَ اِلاَّ بِاْلإِ يْمَانِ
“Barangsiapa yang memuliakan (memperingati) kelahiran Nabi SAW, apabila pergi meninggalkan dunia pergi dengan membawa iman”.
Amalan Bulan Maulid
Masyarakat menyebut bulan Rabiul Awwal dengan sebutan bulan Maulid, Mulud, atau Muludan.
Pada peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, biasanya diisi berbagai macam kegiatan keagamaan seperti dzikir, shalawat, pembacaan buku rawi (buku sejarah kehidupan Nabi Muhammad saw), melalui atau tanpa iringan tabuhan rebana, pembacaan ayat Alquran, penyampaian ceramah agama, hingga makan bersama.
Imam Jalaluddin As-Suyuthi mengatakan,
والشكر لله تعالى يحصل بأنواع العبادات كالسجود والصيام والصدقة والتلاوة وأي نعمة أعظم من النعمة ببروز هذا النبي صلى الله عليه وسلم الذي هو نبي الرحمة في ذلك اليوم
Artinya, “Syukur kepada Allah swt terwujud dengan pelbagai jenis ibadah, misalnya sujud (shaat sunnah), puasa, sedekah, dan membaca Al-Qur’an. Adakah nikmat yang lebih besar pada hari ini dari kelahiran Nabi Muhammad saw, nabi kasih sayang,”