CIREBON, KLIKAKTUAL.COM - Sebagian ulama menilai bahwa, perayaan maulid Nabi Muhammad sebagai amaliah legal dalam syariat yang bernilai pahala bagi yang melakukannya.
Hal tersebut telah di jelaskan oleh beberapa ulama, seperti Imam Jalaluddin As-Syuthi dalam kitab Al Hawi li Al-Fatawi.
Sayyid Abi Bakar Syato Ad-Dimyati dalam kita I'anah At-Thalibin, Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki dalam kitab Fatawi Rasail dan lain-lain.
Baca Juga: 5 Drama Korea Tayang September 2023, Mana yang Paling Kamu Tunggu?
Adapun masalah waktunya, pada umumnya masyarakat memahami bahwa, maulid Nabi Muhammad dapat di lakukan hanya pada tanggal 12 Rabiul Awal.
Begitupun terkait cara merayakan maulid Nabi, sudah menjadi pemahaman yang mengakar di masyarakat.
Yang mana dalam merayakan maulid Nabi Muhammad, hanya bisa di lakukan dengan cara membaca bacaan maulid, seperti Ad-Dibai, Al Barzanji, Simtud Durror dan semacamnya.
Pada intinya, terkait perayaan maulid Nabi yang dapat di lakukan yaitu sebisa mungkin melakukan hal yang menunjukan rasa syukur kepada Allah.
Baca Juga: 10 Poster Maulid Nabi 2023 Terbaru, Desain Islami dan Keren!
Yakni seperti merayakannya dengan membaca Al Qur'an, memberi makan, bersedekah, bersenandung dengan pujian-pujian pada Nabi Muhammad.
Sementara itu, Syekh Abdul Hamid Quds Al-Maliki menegaskan yang artinya.
"Umat Islam biasa membaca maulid pada malam kelahiran Nabi Muhammad, dan senandung pujian kepadanya di berbagai masjid dan perkumpulan, mereka memperluas lagi demi mendapatkan berkahnya, untuk itu mereka membacanya di rumah-rumah setiap hari di bulan Rabiul Awal, bahkan di hari apapun sepanjang tahun".
Baca Juga: 5 Tempat Wisata Alam di Kudus Cocok untuk Healing dan Refreshing, Anti Stres!
Dengan demikian, sudah jelas bahwa maulid Nabi tidak terbatas waktu, hanya saja pada tanggal 12 Rabiul Awal memiliki keutamaan lebih.
