Mengenal Teori Agenda Setting Media yang menjadi Pembentuk Persepsi Publik

photo author
- Rabu, 2 November 2022 | 14:12 WIB
Ilustrasi media sosial
Ilustrasi media sosial

Boleh dibilang mustahil bagi kita untuk mengonsumsi setiap berita secara langsung dan utuh. Akibatnya, berita tidak akan pernah sampai kepada kita kecuali melalui perantara media.

Sebuah kebenaran tentang divestasi PT Freeport tidak akan sampai di telinga kita kecuali melalu link yang dishare oleh teman kita di sosmed, misalnya. Tentu saja, dengan asumsi bahwa kita tidak secara langsung terlibat dalam proses negosiasi, melainkan hanya duduk di depan laptop mengonsumsi isu yang beredar online.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer 2 November 2022: Ada Seseorang yang Ingin Bersama Anda dan Telah Menunggu Lama

Platform online memungkinkan munculnya beragam media alternatif yang mencoba menawarkan sudut pandang lain dari sebuah isu. Pendapat ini tentu bernada positif. Namun demikian, pandangan tersebut bisa menjadi ilusi semata ketika para aktor yang memiliki kekuatan modal besar mencoba bermain dalam membentuk isu untuk menguntungkan dirinya lewat media online. Akibatnya, publik yang hanya bisa mengonsumsi, lagi-lagi menjadi korbannya.

Salah satu contohnya adalah peran buzzer politik yang berafiliasi dengan aktor politik tertentu untuk mengangkat citra tokoh yang diusungnya dan menjatuhkan profil oposannya. Buzzer politik memiliki pengaruh besar karena postingannya mudah viral. Akhirnya, pengetahuan tentang teori agenda setting dapat membantu kita dalam mengungkap kenyataan yang tersembunyi dibalik coverage media.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ida Ayu Komang

Tags

Rekomendasi

Terkini

X