Menurutnya, wajar-wajar saja bila Indonesia mengingatkan pihak FIFA untuk berpegang pada prinsip ekualitas dan inklusivitas.
Misalnya ia mengajukan syarat kepada Israel agar berhenti menghambat klub sepak bola Palestina jika ingin bertanding.
"Ini syarat yang cukup adil. Bagaimana pun, prinsip aksesibel dan inklusif yang diusung FIFA harus betul-betul diterapkan tanpa kecuali," kata Yenny.
Olahraga harus dibebaskan dari kepentingan politik sehingga kepesertaan bisa dibuka untuk atlet dari negara mana pun.
Baca Juga: Lirik Lagu Flower - Jisoo Blackpink, Lengkap dengan Terjemah Bahasa Indonesia
Yenny berpandangan bahwa, para atlet tidak pernah ikut merancang kebijakan luar negeri bagi negaranya. Sebab dunia mereka hanya olahraga, bukan politik.
"Janganlah mereka ikut dihukum untuk tidak boleh bertanding karena kebetulan pemerintahnya menganut kebijakan yang kontroversial. Bebaskan para atlet untuk fokus pada upaya meraih prestasi," ucap Yenny Wahid.
Sebagai ketua umum FPTI, Yenny mengaku sedang memperjuangkan Rusia agar bisa ikut bertanding di kejuaraan dunia lagi.
Ia akan menyampaikan aspirasi tersebut melalui Majelis Umum Federasi Panjat Tebing Internasional yang akan berlangsung tidak lama lagi.
Baca Juga: Ketua DPRD Kota Cirebon Minta Semua Pihak Sukseskan Pemilu 2024
"Kami dari Federasi Indonesia sedang berkomunikasi dengan Federasi Rusia untuk memperjuangkan keikutsertaan atlet-atlet mereka," kata Yenny Wahid.
Diketahui, FIFA semula membatalkan tahapan drawing atau pembagian grup peserta Piala Dunia U20 2023 yang akan digelar di Bali, pada 31 Maret 2023 besok.
Pembatalan itu buntut dari penolakan Gubernur Bali I Wayan Koster terhadap gelaran Piala Dunia U20 apabila Israel ikut bertanding.
Ia mengirim surat penolakan itu kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada 14 Maret 2023.***