CIREBON, Klikaktual.com - Direktur Badan Pengelola Keraton Kasepuhan Cirebon, Ratu Raja Alexandra Wuryaningrat marah besar dengan pelantikan kabinet yang digelar Rahardjo Djali. Dia menolak keras pelantikan itu dan akan melaporkan Rahardjo Djali yang mengklaim diri sebagai Sultan Sepuh Aloeda II ke kepolisian.
"Kegiatan yang dilakukan pak Rahardjo Djali itu tanpa izin Sultan Sepuh (XV). Di keraton itu sultan cuma satu. Tidak ada sultan dua. Semua kegiatan di lingkungan keraton harus seizin Sultan Sepuh XV PRA Luqman Zulkaedin," tegas Alexandra, Rabu (25/8/2021).
Sebagai badan pengelola, Alexandra merasa berhak menegur siapapun yang menggelar kegiatan tanpa izin.
Baca Juga: Ricuh Lagi, Pelantikan Kabinet Rahardjo Djali Pancing Emosi Pendukung PRA Luqman Zulkaedin
"Saya sebagai badan pengelola Keraton Kasepuhan berhak menegur mereka. Karena kegiatan itu tanpa pemberitahuan," sambungnya.
Dia menyebut, kegiatan pelantikan kabinet yang dilakukan Rahardjo Djali merusak marwah Keraton Kasepuhan Cirebon dan Kota Cirebon. Oleh karena itu, pihaknya akan melaporkan Rahardjo Djali ke kepolisian.
“Kami akan laporkan. Sudah dibuat laporannya ke kepolisian,” tandasnya.
Sebelumnya, kericuhan di Keraton Kasepuhan akibat dualisme kepemimpinan makin meruncing. Setelah keributan Selasa (24/8/2021) malam, insiden berlanjut Rabu (25/8/2021) pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Pemantiknya karena Pelantikan Pembantu Sultan Aloeda II Rahardjo Djali".
Pelantikan kabinet yang dilakukan di Jinem Pangrawit Keraton Kasepuhan itu, memancing emosi kubu Sultan Sepuh XV PRA Luqman Zulkaedin. Mereka mendatangi tempat pelantikan. Kedua kubu pun saling berhadapan. Adu argumen tak terhindarkan. Beruntung, ketegangan tidak berlanjut setelah datangnya aparat keamanan.
"Walaupun ada insiden kecil, namun pelantikan sudah terlaksana dengan baik. Harapan saya, kabinet yang saya bentuk ini bisa membantu kerja-kerja saya di masa yang akan datang," kata Rahardjo Djali. ***