JAKARTA, Klikaktual.com - Dalam seminar sebagai bagian dari rangkaian acara Hari Pers Nasional (HPN), seorang pembicara dari akademisi, Phil Ichwan Azhari, menyatakan pers selalu menjadi refleksi dari masyarakat dari waktu ke waktu.
“Kalau dulu pers berani itu cerminan masyarakat yang berani. Kalau sekarang pers sering takut, itu cerminan masyarakatnya juga,” ucap Ichwan di Hotel Mercure Medan, Selasa (7/2/2023).
Menurutnya, para tokoh pers di masa lalu sangat terkenal karena perjuangan mereka demi tanah air. Oleh karena itu, ia berharap akan ada perbaikan yang lebih baik di dunia pers di masa depan.
Ia mengatakan bahwa perjuangan nasional pers tidak hanya dimulai oleh Tirto Adhi Soerjo pada awal abad ke-20, tetapi juga oleh banyak tokoh pers di Sumatra yang seharusnya juga diingat dan dikenang.
Baca Juga: SMSI : Media Siber Memiliki Kekuatan Untuk Melindungi Negara
“Dulu dilupakan namanya, walaupun sekarang diusulkan. Ada enam tokoh pers yang sekarang akan menerima penghargaan. Rekor penghargaan dari wartawan buat leluhurnya baru sekarang,” ucapnya.
Menurut Ichwan, enam wartawan yang akan menerima penghargaan adalah Dja Endar Moeda, Parada Harahap (Si Raja Delik), Tuan M.H. Manullang (tokoh pelopor perjuangan pers), Mohammad Said (tokoh perjuangan pers), Ani Idrus (tokoh perjuangan perempuan dalam pers), dan Muhammad TWH (tokoh pers dalam tiga era).
Baca Juga: Peringatan HPN, Bupati Kendal Pamer Capaian Investasi Daerah
Ichwan juga menambahkan bahwa sebelum Tirto memulai kariernya sebagai jurnalis, Dja Endar Moeda dan lima tokoh lainnya sudah memiliki pengalaman dalam membuat surat kabar cetak.
Selain dikenal sebagai konglomerat surat kabar karena memiliki percetakan saat itu, mereka juga memiliki integritas dalam jurnalisme Indonesia ketika masa penjajahan.***