MANTAN Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, ngegas di Twitter. Cuitannya kali ini mengarah ke BUMN. Saking ngegasnya, Said Didu mengawali cuitannya dengan permintaan maaf.
"Mhn maaf kasar. Kalian makin tdk berakhlak dlm mengelola BUMN. Mantan koruptor, gitaris, rektor yg langgar aturan, timses yg tdk jelas kompetensi kalian angkat jadi komisaris BUMN. BUMN kalian bikin rugi.
Ingat BUMN adalah Milik NEGARA - bukan milik NENEK lho (loe, red)," tulis Said Didu di akun Twitternya @msaid_didu, Jumat 6 Agustus 2021.
Lalu, siapa yang jadi sasaran? Said Didu memang tak secara spesifik menyebutkan nama. Tapi, membaca cuitan itu, tentu mengarah pada penunjukan para komisaris yang selama ini berjalan di Kementerian BUMN. Seringkali terjadi pro-kontra.
Mhn maaf kasar.
Kalian makin tdk berakhlak dlm mengelola BUMN.
Mantan koruptor, gitaris, rektor yg langgar aturan, timses yg tdk jelas kompetensi kalian angkat jadi komisaris BUMN.
BUMN kalian bikin rugi.
Ingat BUMN adalah Milik NEGARA - bukan milik NENEK lho.— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) August 5, 2021
Misalnya yang terbaru adalah penunjukan mantan narapidana kasus korupsi proyek pembangunan PLTU di Tarahan, Lampung, Emir Moeis menjadi komisaris PT Pupuk Iskandar Muda. Itu merupakan anak usaha dari BUMN PT Pupuk Indonesia.
Sejak Kamis 5 Agustus 2021 nama Emir Moeis menjadi bahasan banyak orang di dunia maya. Setelah ditelusuri dari informasi di website Pupuk Iskandar Muda, pim.co.id diketahui bahwa Emir Moeis duduk menjadi komisaris perseroan itu sejak 18 Februari 2021. ***