JAKARTA, Klikaktual.com- Kementerian Perindustrian mencatat tiga sektor yang menjadi primadona dalam ekspor manufaktur. Ketiga sektor itu adalah industri makanan dan minuman, industri logam dasar dan industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia.
Melalui siaran persnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan neraca perdagangan industri pengolahan non migas periode Januari-Maret 2021 mengalami surplus USD 3,69 miliar. Secara kumulatif, nilai ekspor industri pengolahan non migas sebesar USD38,96 miliar atau naik 18,06% dari periode tahun sebelumnya.
"Sepanjang tiga bulan ini, sektor manufaktur memberikan kontribusi terbesarnya hingga 79,66% dari total ekspor nasional yang enyentuk USD 48,90 miliar," tuturnya.
Adapun ketiga sektor yang membuat kinerja ekspor manufaktur gemilang yakni industri makanan dan minuman dengan sumbangsih sebesar USD9,69 miliar, kemudian industri logam dasar mencapai USD5,87 miliar, serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar USD4,18 miliar.
“Jika dilihat dari faktor pembentuknya, nilai ekspor sektor industri makanan didominasi oleh komoditas minyak kelapa sawit,” tutur Agus.
Sementara, berkat hilirisasi sektor logam, ekspor produk besi dan baja Indonesia memberika nilai tambah signifikan bagi devisa. Untuk produk kimia, Agus berharap sektor ini bisa menjadi tulang punggung ekspor di masa mendatang.
Melihat capaian yang baik, Agus memberikan apresiasi sebesar-besarnya pada pelaku industri tanah air. Karena di tengah pandemi, para pelaku industri ini masih agresif menembus pasar internasional. (dna)
