Sejarah Harlah Fatayat NU yang Diperingati Setiap 24 April

photo author
- Jumat, 22 April 2022 | 12:09 WIB
Sejarah Harlah Fatayat NU (Ig: fatayatnu)
Sejarah Harlah Fatayat NU (Ig: fatayatnu)

JAKARTA, Klikaktual.com - Berikut ini sejarah Fatayat NU yang akan memperingati hari lahir (harlah) di bulan ini.

Harlah Fatayat NU ke 72 akan diperingati pada 24 April mendatang.

Dilansir dari jabar.nu.or.id, Fatayat adalah badan otonom (banom) di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) untuk kalangan perempuan muda yang didirikan pada 7 Rajab 1369 H/24 April 1950 H.

Kata Fatayat berasal dari bahasa Arab yang berarti pemudi. Masa perintisan Fatayat NU dimulai ketika NU menyelenggarakan Muktamar ke-15 di Surabaya pada tahun 1940. Sejumlah pelajar putri MTs NU Surabaya bergabung dalam kepanitiaan acara tersebut bersama para perempuan dari NU Muslimat (NUM).

Baca Juga: 12 Link Twibbon Harlah GP Ansor Desain Terbaru Cocok Diunggah di Sosial Media

Keterlibatan para perempuan NU terus berlangsung dalam muktamar-muktamar berikutnya, tetapi sekadar dalam kepanitiaan. Mereka inilah yang menjadi sumber daya manusia ketika Fatayat NU dirikan.

Di Surabaya, pada sekitar tahun 1948, terdapat tiga orang perempuan yang sangat aktif mengoordinasikan pemudi-pemudi NU dalam organisasi yang mereka sebut Fatayat NU. Mereka adalah Murthosiyah (Surabaya), Ghuzaimah Mansur (Gresik), dan Aminah (Sidoarjo). Cabang Fatayat NU yang mereka dirikan berada di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan Pasuruan.

Selanjutnya, atas dukungan dari Ketua Umum PBNU KH Mochammad Dahlan, mereka membentuk Dewan Pimpinan Fatayat NU. Dalam sebuah rapat PBNU, pengurus Fatayat NU diundang dan pengakuan terhadap Dewan Pimpinan Fatayat pun diberikan.

Baca Juga: Lirik Lagu Kisah Sempurna dari Mahalini

Maka keluarlah Surat Keputusan (SK) PBNU NO. 574/U/Feb tertanggal 26 Rabiuts Tsani 1369H/14 Februari 1950 M. Sedangkan Muktamar NU ke-18 di Jakarta (1950) memutuskan Fatayat NU menjadi banom NU. Istilah Dewan Pimpinan pun diganti Pucuk Pimpinan.

Kemudian pada Juli 1951, Fatayat NU menerbitkan majalah Melati sebagai wadah komunikasi antar kader.

Setahun kemudian jumlah cabang Fatayat NU mencapai 28 dengan 4.087 anggota. Sedangkan dalam Muktamar NU ke-`9 pada April 1952, telah dibentuk enam cabang Fatayat NU di Sumatera Selatan.

Hal ini menunjukkan bahwa Fatayat NU tidak hanya berkembang di Pulau Jawa. Pada akhir Desember 1956, kantor PP Fatayat NU pindah dari Surabaya ke Jakarta. Sementara dalam rapat PP Fatayat NU pada 25 Juni 1961 dan 30 September 1961 dilaporkan adanya penambahan cabang di Pontianak, Martapura, dan Sleman, serta terbentuknya wilayah Fatayat NU Kalimantan Barat.

Adapun Ketua Umum PP Fatayat NU dari masa ke masa adalah sebagai berikut: Murtasiyah, Chuzaiman Mansur, dan Aminah Mansur (1950-1952) Nihayah Bakri (1952-1956) Hj Aisyah Dahlan (1956-1959) Nihayah Maksum (1959-1962) Hj Malichah Agus Salim (1962-1979) Hj Mahfudhoh Aly Ubaid (1979-1989) Hj Sri Mulyani Asrori (1989-2000) Hj Maria Ulfah Anshor (2000-2010) Hj Ida Fauziyah (2010-2015) dan Anggia Ermarini (2015-2020)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ida Ayu Komang

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemprov Jabar Dorong Proses Sertifikasi Aset Negara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:16 WIB

Begini Cara Pemprov Jabar Era KDM Cegah Bencana Alam

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:10 WIB
X