Warga Majalengka Lihat Macan Tutul Slamet Ramadhan Dekat Permukiman, Begini Penjelasan Petugas TNGC

photo author
- Sabtu, 9 Oktober 2021 | 11:36 WIB
Warga dan petugas menunjukan bekas cakaran macan tutul Slamet Ramadhan. Foto: Baim Cahyo
Warga dan petugas menunjukan bekas cakaran macan tutul Slamet Ramadhan. Foto: Baim Cahyo

MAJALENGKA, Klikaktual.com - Warga Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka, Somantri (30) mengaku, melihat Macan Tutul Jawa pada Kamis (7/10/2021) malam.
 
Diceritakan Somantri, pada malam itu, dirinya sedang berjalan-jalan bersama anjing peliharaannya di area lahan perkebunan sekitar pukul 21.00 WIB.
 
Saat melintas di salah satu jalan setapak, anjing peliharaannya tersebut terus menggonggong tanpa henti mengarah ke sebuah pohon.

Sontak, Somantri pun menelusuri hal apa yang membuat anjingnya terus menggonggong.
 
"Setelah saya sorot menggunakan senter ke arah atas, ternyata ada macan warna hitam dengan balutan kalung sedang berdiri," tutur Somantri, Sabtu (9/10/2021).
 
Akibat pantulan dari cahaya senter milik Somantri, membuat macan tersebut melarikan diri ke semak-semak perkebunan.

Somantri pun lantas mengejar macam tutul itu dibantu oleh anjing peliharaannya.
 
"Macan itu lari ke atas pohon dikejar anjing saya. Saya sempat meminta bantuan ke warga lain. Tapi warga pada takut," katanya.
 
Sepengetahuan Somantri, macan tutul warna hitam tersebut merupakan Slamet Ramadhan, yakni seekor macan tutul Jawa yang telah dilepasliarkan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) pada bulan Juli 2019 lalu.
 
Ia pun memprediksi, hadirnya macan yang hanya berjarak 2 kilometer dari pemukiman warga tersebut buntut dari bom yang diledakkan pada Minggu lalu.
 
"Ya kayanya sih ada hubungan dari ledakan bom, mungkin terganggu habitatnya jadi cari perlindungan," jelasnya.
 
Dari pantauan, ada sejumlah bekas cakar macan tersebut di salah satu pohon pinus.

Somantri mengaku, pada malam hari lalu, macan tutul Slamet Ramadhan itu lama berada di pohon akibat dikejar anjing.
 
"Memang pohon pinus ini yang dipanjat macan. Karena semalam anjing-anjing saya mengejar macan ini lama di pohon ini," ulasnya.
 
Sementara, Petugas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Robi Gumilang mengaku, pihaknya belum bisa memastikan apakah turunnya macan tutul Slamet Ramadhan disebabkan akibat ledakan bom yang dilakukan pada pekan lalu.
 
Pihaknya harus melakukan penelitian lebih lanjut terkait posisi si macan saat ledakan bom dilakukan.
 
"Kalau hal terusik akibat ledakan bom, harus ada penelitian lebih lanjut. Kami belum bisa memastikan. Karena posisinya sendiri sebelum ledakan, kami tidak tahu posisi si macan itu dimana," terang Robi.
 
Robi menjelaskan, ada beberapa kemungkinan, kenapa macan tutul penghuni Gunung Ciremai ini turun hingga nyaris ke pemukiman warga.

Salah satunya, kemungkinan macan tutul itu melakukan eksplorasi wilayah.
 
"Ada beberapa sebab, mungkin lagi eksplorasi wilayah. Bisa jadi juga sedang mencari air atau mencari pasangan," katanya.
 
Jika sesuai kajian habitat, kata Robi, untuk mangsa yang ada di dalam kawasan TNGC sebenarnya relatif melimpah.

"Jadi kemungkinan, kenapa macan tutul Slamet Ramadhan ini turun, karena eksplorasi wilayah saja," ujarnya.
 
Lebih lanjut, Robi mengimbau kepada masyarakat sekitar, khususnya di lingkungan TNGC agar tidak panik ketika menemukan atau melihat seekor macan tutul.

"Ada kemungkinan, macan tersebut bukan untuk mengganggu warga, melainkan hanya sekadar melintas. Kemudian, Macan akan kembali ke kawasannya di dalam hutan," pungkasnya. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ibnu Sumantri

Tags

Rekomendasi

Terkini

Awal Mula Terpecahnya Kesultanan Cirebon

Jumat, 1 Agustus 2025 | 00:03 WIB
X