CIREBON, Klikaktual.com - Menengok Hari Batik Nasional di Galery Batik Story Kriyan Cirebon, terlihat makin memprihatinkan. Dari puluhan perajin batik, kini hanya tersisa lima perajin saja.
Koleksi batik yang dimiliki Batik Story Kriyan Cirebon pun hanya tersisa beberapa kain saja. Bahkan produk tas, dan lainnya nampak berdebu, juga usang.
Batik Story Kriyan Cirebon adalah sebuah galery batik tulis yang menggunakan pewarna alami satu-satunya di Kota Cirebon. Galery ini dikelola oleh arts & culture education service asal Korea.
Baca Juga: Cek Fakta Bendera HTI di KPK, Mengapa Satpam yang Akhirnya Dipecat?
Pengurus Batik Story Kriyan, Rudi Santoso menjelaskan, selama pandemi minat dan produksi perajin batik menurun.
Bahkan dari puluhan perajin kini hanya tersisa lima orang perajin saja.
"Awalnya pelatihan ada sekitar 22 orangan. Semakin berjalannya waktu, lama-kelamaan tinggal 5. Awalnya kita kurang paham soal batik dan kurang maksimal hasilnya sampai layak jual," ujarnya.
Baca Juga: Malam Ini Jangan Ketinggalan Super Big Match Liverpool versus Manchester City, Live di SCTV
Melihat minat pembeli pada kain batik yang dibuat oleh perajin di Galery Batik Story Kriyan berkurang, para perajin batik pun membuat inovasi dengan membatik di sarung bantal yang dibuat manual.
"Kita buat sarung bantal, taplak meja, tas, dan masker. Pemasaran masih lokal mengandalkan tamu-tamu yang datang. Misal ada pejabat atau dinas yang berkunjung, kemarin itu ada pesanan dari ibu wakil walikota dan Disnaker," katanya.
Pesanan Batik Story Kriyan dikatakan Rudi, paling jauh diantar ke Jogjakarta.
Namun ada rencana Batik Kriyan buatannya akan dikirim ke Korea, hal tersebut harus ditunda sebab terhalang pandemi. **
Artikel Terkait
Ridwan Kamil Perkenalkan Batik Mega Mendung Ironman Telor Ceplok
Bikin Meleleh, Begini Gaya Leeteuk-Yesung Super Junior Pakai Batik Indonesia
Hari Batik Nasional, Coba 5 Ucapan Ini untuk di Medsos dan Kirim ke Orang Tersayang