CIREBON, Klikaktual.com - Kisruh perebutan kekuasaan Keraton Kasepuhan bak bola liar. Jika sebelumnya masih sebatas saling klaim, kini konflik antar pendukung Sultan Sepuh XV PRA Luqman Zulkaedin dengan Rahardjo Djali mengarah pada konflik adu fisik.
Selasa malam (24/8/2021), sekitar pukul 20.30 WIB, terjadi kericuhan antara keluarga Rahardjo Djali dengan keluarga Sultan Sepuh XV PRA Luqman Zulkaedin. Keributan terjadi saat dua orang dari keluarga Sultan Sepuh XV PRA Luqman Zulkaedin mengontrol ruang Bangsal Jinem Pangrawit dan Lunjuk.
Saat dua orang ini keliling, tiba-tiba dihadang oleh beberapa orang dari kubu Rahardjo Djali. Tidak lama, datang puluhan warga ke Umah Kulon yang menjadi tempat tinggal Rahardjo Djali yang baru-baru ini jumenengan dengan gelar Sultan Aloeda II.
Baca Juga: Soal Kisruh Keraton Kasepuhan, Badan Pengelola Taman Air Goa Sunyaragi Minta Pemerintah Turun Tangan
Adu mulut tidak bisa dielakkan. Warga yang mendatangi Rahardjo Djali itu meminta yang bersangkutan tidak membuat situasi kisruh di Keraton Kasepuhan yang selama ini kondusif. Karena mereka hanya mengakui PRA Luqman Zulkaedin sebagai sultan Kasepuhan yang sah.
Kericuhan tidak berlanjut setelah kedatangan petugas keamanan dari TNI dan Polri.
Pasca peristiwa itu, Rahardjo Djali mengakui adanya sekelompok orang yang masuk ke pekarangan Keraton Kasepuhan tanpa seizin keluarga besar.
“Masuknya sekelompok oknum ini, membuat resah internal keluarga Keraton Kasepuhan," tegasnya.
Baca Juga: Jokowi Lepas Baju PDIP, Megawati Murka? Simak Penjelasannya
Dia pun membantah pengusiran dua orang keluarga PRA Luqman Zulkaedin. Menurutnya, apa yang terjadi di Keraton Kasepuhan semata-mata urusan internal keluarga. Oleh karena itu, pihak-pihak lain di luar keraton tidak bisa ikut campur.
Pada kesempatan itu, Rahardjo juga berharap agar Pemkot Cirebon netral dalam menyikapi sengketa di internal Keraton Kasepuhan tanpa melakukan tekanan kepada salah satu pihak. ***