JAKARTA, Klikaktual.com - Transisi energi adalah sebuah momentum kebangkitan ekonomi nasional, yang merupakan sebagai energi yang berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan yang sesuai arah Kebijakan Energi Nasional (KEN) di Indonesia.
Penggunaan energi baru terbarukan (EBT) harus menjadi salah satu aspek penting dalam prioritas pengembangan energi di dalam negeri.
Energi terbarukan memiliki peran dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus upaya untuk memberikan akses energi secara merata kepada masyarakat sangat dibutuhkan.
Baca Juga: Film Horor Tumbal Kanjeng Iblis Sudah Tayang, Simak Sinopsisnya
Jika dilihat dari potensi, Indonesia memiliki sumber daya EBT yang berlimpah. Mulai dari energi surya, hidro, bioenergi, bayu, panas bumi, hingga laut.
Saat ini Indonesia juga sudah melirik potensi sumber energi bersih lainnya berupa hidrogen dan amonia.
Dalam perjalanannya, ada beberapa tantangan dalam pengembangan EBT. Pertama, keekonomian dan teknologi dapat mendukung keandalan sistem tenaga listrik dan terciptanya harga yang kompetitif.
Kedua, kesiapan industri dalam negeri melalui pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Baca Juga: Link Live Streaming BRI Liga 1 Pekan Ke-17: Madura United vs RANS Nusantara FC
Ketiga, keseimbangan suplai dan pertumbuhan demand dengan harga terjangkau.
Keempat, kemudahan perizinan dan penyiapan lahan serta debottlenecking dalam pelaksanaan proyek EBT.
Menurut keterangan dari Institute For Essential Services Reform, pemerintah Indonesia berkomitmen dan terlibat aktif dalam Paris Agreement melalui pelaksanaan berbagai kebijakan seputar Energi Baru Terbarukan (EBT).
Pemerintah akan menerapkan beberapa kebijakan yang mendukung EBT, untuk memenuhi tercapainya bauran energi sebesar 23 persen pada 2025.
Baca Juga: Link Live Streaming Bhayangkara FC vs Arema FC di BRI Liga 1 2022/2023