JAKARTA, klikaktual.com - Tidak ada yang memungkiri dukungan penuh Amerika Serikat (AS) terhadap Israel selama ini. Berbanding terbalik, China justru membela Palestina dan memiliki hubungan yang sangat baik terhadap Palestina.
Kontrasnya arah politik luar negeri antara Amerika Serikat dengan China, memancing Guru Besar Bidang Studi Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), Prof Hikmahanto Juwana, angkat bicara. Menurutnya, konflik Israel dan Palestina sangat kompleks. Sehingga sikap tiap negara berbeda kecenderungan berdasarkan orientasi politik masing-masing.
"Pertama harus dilihat bahwa masalah terkait konflik Palestina dan Israel itu kompleks, multidimensi dan terkait orientasi ideologi dan politik. Kedua konflik ini bisa dibawa ke level internasional bahkan di dalam negeri suatu negara, karena orientasi politik dari pihak yang menyuarakan," kata Hikmahanto.
Pria berkacamata ini kemudian menjelaskan bagaimana AS bisa melindungi Israel. Dia menyebut pemerintah AS selama ini menganggap Israel merupakan korban dari serangan kelompok Hamas, meski ada suara berbeda dari sebagian publik AS.
"Nah, kalau pemerintah AS mendukung Israel itu karena dia menganggap negara Israel adalah korban dari serangan Hamas. Oleh karena itu, pemerintah AS membolehkan Israel melakukan serangan dulu sebelum mendapat serangan dari Hamas," ujarnya.
Bahkan pejabat AS sulit berkelit dari tekanan lobi Yahudi yang minta agar Israel dilindungi. Pertanyaan selanjutnya, mengapa China menjadi yang terdepan mendukung Palestina? Hikmahanto menyebut dukungan kepada Palestina karena posisi berseteru dengan AS dan agar mendapat simpatik negara muslim.
"Kalau posisi China berbeda karena dua hal. Pertama, China memang saat ini sedang berseteru dengan AS. Kedua kemungkinan China ingin mendapat dukungan dari negara-negara muslim. Sehingga dalam penanganan isu Uighur akan bisa memperoleh dukungan paling tidak, tidak akan diramaikan," ucapnya.