Politisi PKS ini memaparkan beberapa strategi agar upaya tersebut dapat diwujudkan. Strategi pertama yaitu meningkatkan kapasitas produksi alutsista yang selama ini sudah dikerjakan oleh BUMN. Strategi pertama ini harus diikuti dengan strategi kedua yaitu memperbesar belanja alutsista buatan BUMN," paparnya.
Strategi ketiga, ujar Amin, yaitu pengadaan alutsista buatan negara lain yang proses produksinya berkolaborasi dengan BUMN seperti halnya pembuatan kapal selam KRI Alugoro yang diproduksi bersama Indonesia-Korea Selatan.
“Ada dua keuntungan dengan model pengadaan seperti itu. Selain terjadi alih teknologi, juga bisa menghemat pengeluaran negara. Sebagai perbandingan, biaya untuk membangun KRI Alugoro negara hanya mengeluarkan Rp1,5 triliun, sedangkan harga kapal selam impor yang sekelas KRI Alugoro bisa mencapai puluhan kali lipat,” tandasnya.
Menurut Amin, urgensi penguatan BUMN alutsista ini tidak hanya perlu didorong, namun merupakan kebutuhan yang penting dan mendesak. Sebab, menurutnya Indonesia yang secara geografis seharusnya memiliki 12 unit kapal selam, saat ini Indonesia baru memiliki 4 kapal selam.
“Setelah kecelakaan KRI Nanggala hanya 4 ya, dan hanya tiga yang beroperasi karena KRI Cakra 401 dalam proses overhaul. Ini menjadi penting kita dorong penguatan BUMN-BUMN ini agar bisa banyak berbuat untuk rakyat dan negara,” tukas Politisi dapil Jatim IV tersebut. (gna)