news

Ini Profil dan Daftar Penghargaan yang Diraih Jenderal AH Nasution

Selasa, 6 September 2022 | 22:27 WIB
Kisah Jenderal AH Nasution yang Selamat pada G30S PKI, Namun Harus Kehilangan Anak Bungsunya

JAKARTA, Klikaktual.com- Jenderal Besar TNI (Purn) Dr (HC) AH Nasution adalah seorang Jenderal TNI Angkatan Darat dan pahlawan nasional yang namanya terus dikenang oleh masyarakat Indonesia.

AH Nasution adalah salah satu tokoh yang menjadi sasaran dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S PKI).

Semasa hidupnya, AH Nasution banyak memberikan kontribusi bagi bangsa Indonesia maupun bagi institusi militer.

Baca Juga: Jadwal Tayang dan Link Nonton Serigala Terakhir Season 2 Episode 6, 7 dan 8 yang Resmi

Dikutip dari laman situs resmi Pusat Sejarah TNI, AH Nasution memiliki nama lengkap Abdul Haris Nasution. Ia lahir di Huta Pungkut, Kecamatan Kotanopan, Tapanuli Selatan, pada 3 Desember 1918. Ia anak kedua dari pasangan H Abdul Halim Nasution dan Zahara Lubis.

Pada 1932, Nasution menyelesaikan studinya di Hollandsche Inlandsche School (HIS), Kotanopan, dan melanjutkan studinya di Sekolah Raja Hoofden School atau sekolah pamong praja di Bukit Tinggi. Kemudian, pada 1935, Nasution melanjutkan pendidikannya di Hollandsche lnlandsche Kweekschool (HIK), yaitu Sekolah Guru Menengah di Bandung. Selanjutnya, ia mengikuti ujian Algemene Middelbaare School B (AMS) di Jakarta, dan pada 1938 ia mendapat dua ijazah sekaligus.

Baca Juga: Sinopsis Film Horor Thailand Demonic Beauty, Tayang di ANTV

Setelah menyelesaikan studinya, Nasution kemudian menjadi guru di Bengkulu dan Palembang. Namun ternyata profesi guru kurang cocok untuknya. Akhirnya ia mulai tertarik di bidang militer dan mengikuti pendidikan Corps Opleiding Reserve Officieren (CORO) KNIL atau Korps Pendidikan Perwira Cadangan di Bandung pada 1940-1942.

Setelah studi militernya selesai, Nasution diangkat menjadi vaandrig atau pembantu letnan calon perwira dan ditempatkan di Batalyon 3 Surabaya, tepatnya di Kebalen. Saat terjadi Perang Dunia II, Batalion 3 ditugasi untuk mempertahankan pelabuhan Tanjung Perak.

Ketika tentara Jepang menduduki Hindia Belanda pada 1942, Nasution kembali ke Bandung. Sepanjang penjajahan Jepang, ia menjabat pegawai Kotapraja di Bandung, dan menjadi pimpinan organisasi Seinendan hingga Jepang menyerah kepada Sekutu. Sesudah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, AH Nasution aktif dalam kepemimpinan pemuda dan menjadi penasehat Badan Keamanan Rakyat (BKR) di Bandung.

Pada 5 Oktober 1945, Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dibentuk, dan AH Nasution memulai dengan pangkat dan jabatan yang tinggi di sini. Sejak 1945-1948, Nasution berpangkat kolonel dan menjabat Kepala Staf Komandemen TKR I/Jawa Barat. Sebagai Kepala Staf Komandemen Nasution bertugas menyusun organisasi dan administrasi.

Baca Juga: Tayang Malam Ini, Berikut Link Nonton The Law Cafe Episode 2 Sub Indo Kualitas HD

Pada 1948, AH Nasution diangkat menjadi Wakil Panglima Besar Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI), pangkatnya naik menjadi jenderal mayor dan menjabat Panglima Divisi III/TKR Priangan, yang kemudian menjadi Divisi I/Siliwangi. Namun, akibat pelaksanaan Reorganisasi dan Rasionalisasi (Rera) pada 1948, pangkatnya diturunkan menjadi kolonel dan menjabat sebagai Kepala Staf Operasi Markas Besar Tentara (MBT).

Selain itu, AH Nasution bertugas sebagai Panglima Tentara dan Teritorium Djawa (PTTD). Setelah Perang Kemerdekaan berakhir pada 10 Desember 1949, Nasution diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dengan berpangkat kolonel.

Halaman:

Tags

Terkini

Pemprov Jabar Dorong Proses Sertifikasi Aset Negara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:16 WIB

Begini Cara Pemprov Jabar Era KDM Cegah Bencana Alam

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:10 WIB