JAKARTA, Klikaktual.com - Keluarga besar Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J diketahui memiliki permintaan khusus pada tim forensik yang mengotopsi jenazah Brigadir J.
Permintaan dari pihak keluarga Brigadir J diharapkan bisa memperjelas motif yang melatar belakangi pembunuhan Brigadir J.
Apalagi belakangan mencuat isu dugaan motif LGBT dibalik aksi pembunuhan yang dilakukan Ferdu Sambo.
Menanggapi hal itu, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menyebutkan ada keluarga Brigadir J yang meminta dilakukan otopsi dubur.
Baca Juga: Sinopsis Gangaa 23 Agustus 2022 : Karena Ulah Praba, Supriya Keguguran
“Yang menarik ini sebetulnya bukti autopsi, karena ada keluarga minta autopsi dubur,” kata Sugeng Teguh Santoso.
Sugeng Teguh Santoso selaku ketua Indonesia Police Watch (IPW) menjelaskan bahwa permintaan keluarga Brigadir J guna memeriksa keutuhan kelamin Yoshua.
“Sama apakah ada serangan terhadap kelaminnya Yoshua, dipotong, mungkin kan kita gak tahu, karena itu kan diminta (dilakukan otopsi),” jelasnya.
Menurutnya isu LGBT kian marak di masyarakat. Apalagi pernyataan yang disebutkan pejabat pun tidak jelas.
“Pak Mahfud mengatakan motif ini 18 tahun ke atas, menjijikan," kata Sugeng.
Karena hal itulah, isu LGBT berkembang liar di masyarakat.
Baca Juga: Sinopsis Singkat Gangaa di ANTV Hari Ini: Rahat Ternyata Mantan Kekasih Niranjan
“Kalo misalkan selingkuh kan tidak menjijikan, pak. Selingkuh itu sesuatu yang biasa kalau heteroseksual. Tapi kalo dalam konteks seksual yang menjijikan itu dalam pergaulan sosial kita yang masih tidak diterima memang LGBT,” kata Sugeng seperti dikutip dari kanal Youtube Bang HS TV.*