Saat itu dr Soeharto, dokter pribadi Bung Karno datang ke kediamannya di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini, Jakarta Pusat, untuk memeriksa kondisi Bung Karno.
Setelah itu ia disuntik dan diminta meminum obat untuk kemudian tidur. Setelah itu Bung Karno bangun pukul 09:00 WIB dan melakukan upacara Proklamasi pada pukul 10:00 WIB.
3. Upacara Proklamasi Kemerdekaan sangat sederhana
Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung sangat sederhana karena tanpa protokol, tanpa korps musik, tanpa pancaragam dan tanpa konduktor.
Meski sederhana, tapi upacara tersebut berlangsung dengan haru dan sangat khidmat.
4. Bendera RI dari kain sprei
Pada tanggal 16 Agustus 1945, istri Bung Karno, Bu Fatmawati sudah menyiapkan kain yang bagus untuk bendera merah putih.
Sayangnya kain tersebut sangat kecil dengan panjang hanya 50 cm. Karena waktu yang mempet, Bu Fatmawati memutuskan untuk mencari kain di lemari.
Tak lama kemudian, akhirnya ia menemukan kain putih dari kain sprei. Sementara kain merah ia dapat dari seorang pemuda bernama Lukas Kastaryo yang dibeli dari penjual soto.
5. Negatif film disimpan di bawah pohon
Saat upacara Proklamasi berlangsung, momen tersebut diabadikan seorang fotografer bernama Frans Mendoer.
Ketika upacara selesai dilaksanakan, Frans tiba-tiba didatangi tentara Jepang yang ingin merampas negatif film gambar tersebut. Untung saja Frans berbohong dengan mengatakan negatifnya sudah diserahkan ke Barisan Pelopor.
Ternyata negatif film diamankan di bawah pohon yang berada di halaman harian Asia Raja. Jika negatif film tersebut berhasil dirampas Jepang, rakyat Indonesia pasti tidak akan pernah melihat momen bersejarah tersebut. ***