SEORANG anak laki-laki di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, diberi nama Nahdlatul Ulama. Tapi panggilannya bukan NU, melainkan Ula.
Pasangan suami istri Moh Kamilus Zaman dan Siti Nor Jannah punya alasan di balik nama sang anak mereka. Tentu yang paling utama adalah karena cinta pada Nahdlatul Ulama (NU).
Moh Kamilus Zaman dan Siti Nor Jannah merupakan warga Desa Disanah, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Baca Juga: Profil Lengkap Gus Ipul Sekjen PBNU: Keluarga, Agama, Riwayat Organisasi, hingga Karir Politik
Dikutip dari NU Online, Kamis 20 Januari 2022, Ula adalah putra pertama Moh Kamilus Zaman dan Siti Nor Jannah. Pasangan ini menikah pada tahun 2018 lalu.
Ula yang lahir pada 9 Mei 2019 kini sudah berusia dua tahun. "Kami (memberi nama) tidak mendapat petunjuk dari Allah lewat mimpi, tetapi berangkat dari inisiatif kami bersama istri,” kata Moh Kamilus Zaman.
Moh Kamilus Zaman mengatakan nama Nahdlatul Ulama dipilih untuk anaknya karena nama itu berarti kebangkitan kaum cendikiawan Muslim.
Baca Juga: Ini Susunan Pengurus PBNU 2022-2027, Walikota Pasuruan Menjabat sebagai Sekjen
Selain itu, dirinya ingin agar kelak saat dewasa anaknya tidak keluar dari barisan NU yang berpaham Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
"Kelak di masa anak kami, NU akan berkembang besar yang tetap menyangga kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujar Moh Kamilus Zaman.
"Kami yakin, anak kami akan melanjutkan tongkat estafet itu dan berada di barisan ulama," sambung mahasiswa Pascasarjana Program Doktor di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang itu.
Baca Juga: Gus Yahya, Mantan Ketua HMI Cabang Jogjakarta Terpilih Jadi Ketua Umum PBNU
Moh Kamilus Zaman mengatakan, nama tersebut ada hubungannya dengan posisi dirinya yang kini menjabat sebagai Wakil Sekretaris Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Disanah.
"Kami sangat cinta pada NU. Seluruh kegiatan di ranting kami ikuti semua. Bahkan saat di Malang pun, kami ikut nimbrung di Ansor. Mulai dari diskusi, pengajian kitab dan sebagainya," ungkap dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang itu