JAKARTA, Klikaktual.com – Pemerintah Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara intensif melakukan penanggulangan bencana pasca letusan Gunung Semeru. Diantaranya menangani daerah terdampak Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru dan mencari korban yang ada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sejak Sabtu (4/12) yang lalu.
Penanggulangan pasca erupsi yang terjadi pada Sabtu lalu (4/12) dilakukan dengan mengerahkan lebih dari 900 personel gabungan dalam operasi penanganan darurat di bawah kendali pos komando (posko) tersebut. Setidaknya 985 personel gabungan diturunkan.
Para personel tersebut melakukan berbagai upaya penanganan darurat yang saat ini difokuskan pada pencarian dan evakuasi serta pelayanan dasar warga terdampak.
Baca Juga: Ikatan Cinta 7 Desember 2021 : Irvan Turun Tangan Cari Andin, Datangi Tempat Persembunyian Iqbal
Selain itu, sejumlah peralatan diterjunkan untuk membantu proses pencarian warga yang diduga masih hilang. Diantaranya, BNPB menyiagakan 3 unit helikopter dan Palang Merah Indonesia (PMI) mendorong 2 unit hagglund yang dapat menembus medan berat di lokasi terdampak material vulkanik.
Sementara itu, berdasarkan data terkini yang diperoleh oleh BNPB hingga Senin (6/12), pukul 20.15 WIB, melalui Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari PhD tercatat korban jiwa sementara antara lain luka-luka 56, hilang 22 dan meninggal dunia 22.
Selain itu, setidaknya sebanyak 5.205 jiwa terdampak bencana dan 2.004 warga mengungsi. Terkait dengan jumlah warga yang dinyatakan hilang, posko masih melakukan pendatan dan validasi.
Baca Juga: Fakta Memilukan Terungkap, Novia Widyasari Pernah Alami Pelecehan Seksual di Kampus
"Berdasarkan data yang didapatkan dari Kepala BNPB, rincian korban meninggal dunia teridentifikasi 14 orang di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan 8 orang di Kecamatan Candipuro," ungkap Abdul.
Sedangkan, berkaitan dengan pengungsian, BNPB bersama sektor terkait menyiagakan 19 titik pengungsian yang tersebar di 3 kecamatan, antara lain Kecamatan Pronojiwo, Candipuro dan Pasirian. Jumlah penyintas tertinggi berada di Kecamatan Candipuro dengan jumlah 1.136 jiwa, Pasirian 563 dan Pronojiwo 305.
"Untuk Kecamatan Candipuro berada di Balai Desa Sumberwuluh, Balai Desa Penanggal, Balai Desa Sumbermujur, Dusun Kampung Renteng di Desa Sumberwuluh, Dusun Kajarkuning di Desa Sumberwuluh dan Kantor Camat Candipuro. Sedangkan, untuk Kecamatan Pasirian berada di Balai Desa Condro, Balai Desa Pasirian, Masjid Baiturahman Pasirian dan Masjid Nurul Huda Alon Pasirian," tutur Abdul.
Baca Juga: Sambut Natal, Begini Lirik Lagu Stray Kids - Chrostmas EveL dan Terjemahannya
Sedangkan untuk Kecamatan Pronojiwo, menurut Abdul, berada di SDN Supiturang 04, Masjid Baitul Jadid di Dusun Supiturang, SDN Oro Oro Ombo 3, SDN Oro Oro Ombo 2, Masjid Pemukiman Dusun Kampung Renteng di Desa Oro Ombo, Balai Desa Oro Oro Ombo, Balai Desa Sumberurip, SDN Sumberurip 2, dan rumah-rumah kerabat di Dusun Kampung Renteng dan Dusun Sumberbulus yang terletak di Desa Oro Oro Ombo.
Selain dampak korban jiwa, awan panas guguran Gunung Semeru mengakibatkan kerusakan di sektor pemukiman, pendidikan maupun sarana dan prasarana. Posko masih terus melakukan pemutakhiran terhadap dampak kerugian material, dengan data sementara rumah terdampak 2.970 unit, fasilitas pendidikan 38 unit dan jembatan (Jembatan Gladak Perak) putus 1 unit.