news

Yuk, Kenali Kerben, Buah Berry Asli Indonesia

Jumat, 15 Oktober 2021 | 18:32 WIB
Buah kerben

JAKARTA, Klikatual.com - Berbicara buah berry, kita sudah cukup familiar dengan stroberi, blueberry, dan raspberry. Nah, ternyata Indonesia juga mempunyai satu buah sejenis berry yang belum banyak dikenal orang. Namanya kerben. Buah ini tidak langka, hanya saja tidak terlalu mudah ditemukan.

Kerben banyak didapatkan di Desa Suko Pangkat, Kecamatan Gunung Kerinci, Kabupaten Kerinci, Jambi. Buah ini tumbuh sangat subur di sana, terutama di ladang penduduk. Menyambut Hari Pangan Sedunia yang dirayakan setiap 16 Oktober, yuk, simak fakta tentang kerben.

1. Tumbuh Liar di Kawasan Pegunungan

Tanaman kerben tumbuh secara liar di kawasan pegunungan, tepatnya di ketinggian lebih dari 1300 meter di atas permukaan laut (mdpl). Tanamannya berupa perdu dengan banyak duri di bagian batangnya, berbeda dari tanaman stroberi yang tidak memiliki batang kokoh. Karena memang tumbuh liar, tanaman ini tidak memerlukan perawatan khusus.

Sering kali kerben ditemukan di pekarangan rumah warga. Ketika buahnya tidak dimakan karena begitu berlimpah, maka saat buahnya jatuh dari pohon, bijinya akan tumbuh menjadi bibit baru, sehingga kebun belukar kerben menjadi rimbun. Menariknya, buah ini tidak mengenal musim. Tanamannya bisa berbuah sepanjang tahun. 

2. Selain di Jambi, Ada Pula di Bandung

Kerben tak hanya bisa didapatkan di Jambi. Di Lembang, Bandung, pun ada, dan biasanya dipasarkan bersama dengan stroberi.

3. Antara Stroberi dan Raspberry

Kalau melihat buahnya, kerben seperti persilangan antara stroberi dan raspberry. Bentuknya seperti stroberi, tapi warnanya merah menyala seperti raspberry. “Hanya saja, teksturnya lebih lembut daripada stroberi. Ukurannya juga lebih kecil. Buah yang sudah matang sempurna dengan warna merah menyala rasanya manis dengan sedikit asam. Ada bagian lembut berwarna putih di bagian tengah buah. Ini yang tidak ditemukan pada stroberi,” kata Sukmareni, Koordinator Divisi Komunikasi Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi.

4. Camilan Warga Desa

Buah ini biasa dijadikan camilan bagi anak-anak desa. Menurut Reni, sepulang sekolah anak-anak kerap mengumpulkan kerben, lalu merajutnya dengan rumput. Siapa yang rangkaian kerben paling panjang, dia yang menang. Setelah itu, baru mereka santap ramai-ramai. Petani juga sering mengonsumsi buah kerben segar. Sepulang dari ladang, atau ketika dalam perjalanan pulang-pergi ke ladang, mereka memetik dan mengonsumsi buah ini.

5. Selai Tanpa Pengawet Kimia

Kerben mulai banyak dimanfaatkan oleh penduduk desa sebagai bahan pembuatan selai. Ini pun melewati masa percobaan dahulu, sebelum dapat menghasilkan selai yang enak sekaligus menarik dipandang. 

Reni bercerita, awalnya selai dibuat dengan menghancurkan kerben dan mencampurkan gula. Tapi, selaput putih di bagian tengah buah ternyata membuat selai jadi tidak cantik. Mencoba memperbaiki penampilannya, bagian tengah buah diambil dahulu, sebelum diolah. Selanjutnya, mereka melakukan uji organoleptik (uji rasa dan uji aroma) dengan sejumlah warga. Ketika sudah mendapatkan komposisi yang tepat, pengukuran dan cara pembuatan itu dijadikan patokan produksi. 

Halaman:

Tags

Terkini

Pemprov Jabar Dorong Proses Sertifikasi Aset Negara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:16 WIB

Begini Cara Pemprov Jabar Era KDM Cegah Bencana Alam

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:10 WIB