NAMA Ade Irma Suryani Nasution tidak asing lagi. Ia adalah salah satu korban peristiwa G30S PKI. Ade Irma Suryani Nasution merupakan putri Jenderal Abdul Haris (AH) Nasution yang menjadi target dalam peristiwa kelam tersebut. Jenderal AH Nasution dapat menyelamatkan diri dalam peristiwa itu. Namun, putrinya Ade Irma Suryani Nasution tertembak peluru pasukan Cakrabirawa di bagian punggung.
Pada 30 September 1965, Ade Irma yang biasanya tidur di kamarnya sendiri, memilih untuk tidur bersama dengan Ayah dan Ibunya, AH Nasution dan Johanna Soenarti.
Pada saat itulah, terjadi dialog pilu antara Ade Irma dan kedua orang tuanya. Dengan kondisi yang sudah lemah dan kesakitan. Gadis itu bertanya pada AH Nasution.
"Papa.. Ade salah apa? Kenapa Ade ditembak?," ucap Ade Irma dalam gendongan Ibunya di saat AH Nasution mendekati tembok Kedutaan Besar Irak yang berada di samping rumah dinasnya untuk melarikan diri dilansir dari akun Instagram @perfectlifeid .
Usai menyelamatkan sang Ayah, masih dalam gendongan sang Ibu, Ade Irma yang terluka dibawa berjalan ke arah ruang tengah dan langsung menghubungi Dokter melalui sambungan telepon rumah.
Kemudian, terjadi dialog lain antara Ade Irma dan Johanna yang cukup menyayat hati. "Ade masih hidup?," tanya Johanna pilu sambil terus menggendong putri bungsunya tersebut.
"Hidup, Mama," sahut Ade Irma.
"Ade hidup terus?," tanya Johanna sekali lagi.
"Hidup terus, Mama," sahut Ade Irma lagi.
Johanna yang khawatir dan sedih mulai kembali bertanya dengan getir, "Ade masih kuat?,".
"Masih Ma," jawab Ade Irma lirih.
Usai kepergian pasukan G30S PKI, Johanna segera membawa Ade Irma Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat. Dia sempat mendapat perawatan intensif di sana.
Namun, nyawa Ade Irma pada akhirnya tidak tertolong. Gadis kecil tak berdosa ini meninggal pada 6 Oktober 1965 atau 6 hari setelah tertembak pada peristiwa G30S PKI. ***