Klikaktual.com- Pasar crypto kembali menunjukkan gejolak ekstrem di pertengahan Oktober 2025, dengan berbagai peristiwa besar yang mengguncang harga Bitcoin dan aset digital lainnya. Setelah mencatat aksi likuidasi massal terbesar dalam sejarah crypto, pasar mulai memasuki fase konsolidasi yang menegangkan.
Di tengah volatilitas yang meningkat, para analis berdebat apakah ini adalah awal dari bull run baru atau tanda dimulainya fase bearish jangka panjang. Bitcoin (BTC) yang sempat ambruk ke bawah US$ 110.000 (sekitar Rp 1,83 miliar) kini berhasil rebound ke kisaran US$ 116.000.
Namun, pergerakan harga ini tidak terjadi secara alami, melainkan sebagai hasil dari gelombang short squeeze besar yang menyapu jutaan posisi derivatif di seluruh dunia. Aset lain seperti XRP USDT dan Ethereum juga terkena dampak, menunjukkan betapa sensitifnya pasar terhadap berita ekonomi global dan kebijakan makro.
Dalam situasi seperti ini, memilih platform trading crypto yang aman dan efisien menjadi kunci untuk menghadapi fluktuasi tajam pasar futures. Terdapat beberapa aplikasi crypto yang telah teregulasi di Indonesia, salah satunya Pintu yang menyediakan fitur terlengkap, biaya trading rendah, serta variasi token yang banyak lebih dari 320+ token sehingga cocok untuk investor pemula maupun trader aktif dan professional.
5 Fakta Penting Dunia Crypto Dalam Pekan Ini
Berikut 5 fakta penting di dunia crypto pekan ini. Semua fakta ini akan membentuk arah pasar crypto menjelang akhir 2025, diantaranya adalah:
1. Bitcoin Rebound Setelah “Black Friday of Crypto”
Setelah kejatuhan besar yang dijuluki “Black Friday of Crypto”, Bitcoin berhasil mencatat pemulihan mengesankan. Menurut laporan MarketWatch, BTC naik sekitar 5,7 % ke level US$ 116.000 setelah sempat jatuh ke US$ 109.700.
Kejatuhan drastis itu dipicu oleh pengumuman mengejutkan dari Presiden Donald Trump yang memberlakukan tarif impor 100 % kepada China. Langkah tersebut mengguncang seluruh pasar keuangan global, termasuk saham, emas, dan crypto.
Namun, menariknya, emas justru mencetak rekor baru di US$ 4.078 per ons, menandakan investor mencari perlindungan dari risiko makro. Bagi banyak analis, rebound Bitcoin menunjukkan bahwa meskipun aksi jual besar telah terjadi, tekanan beli tetap kuat.
2. Volatilitas Bitcoin Melonjak ke Level Tertinggi Sejak April 2025
Cointelegraph Markets Pro dan TradingView mengonfirmasi bahwa volatilitas tersirat (implied volatility) Bitcoin melonjak ke titik tertinggi sejak April 2025. Kenaikan ini menunjukkan bahwa pasar sedang bersiap menghadapi pergerakan ekstrim selanjutnya.
Analis pasar, Frank A. Fetter, mengatakan bahwa pasar derivatif menunjukkan lonjakan aktivitas karena para pelaku sedang menetapkan posisi untuk menghadapi skenario harga ekstrem. Lonjakan open interest dan funding rate negatif menandakan bahwa sebagian besar trader masih berhati-hati.
Namun, volatilitas yang tinggi bukan hanya ancaman, tetapi juga peluang. Trader profesional biasanya7yn menggunakan kondisi ini untuk memanfaatkan pergerakan harga cepat melalui strategi seperti hedging, spread trading, dan arbitrase di kontrak futures.