Standar higienis ketat. Pemerintah memperkuat Undang-Undang Makanan Sekolah dan mewajibkan pemasok memiliki sertifikasi HACCP. Indonesia perlu menerapkan langkah serupa agar setiap SPPG memenuhi standar higienis dan sanitasi sebelum beroperasi.
2. Digitalisasi dan Transparansi Rantai Pasok
Korea memanfaatkan sistem digital untuk menjamin mutu pangan sekolah.
Pelacakan real-time. Sistem digital memantau inventaris, suhu makanan, dan jadwal pengiriman agar bahan tetap segar dan aman. Indonesia bisa mengadopsi aplikasi serupa untuk memastikan pengawasan dari dapur hingga siswa.
Akuntabilitas publik. Orang tua di Korea dapat mengakses menu, sumber bahan, dan laporan keamanan pangan secara daring. Transparansi ini membangun kembali kepercayaan publik pascainsiden keracunan.
3. Pendidikan Karakter Melalui Makan Bergizi
Di Korea dan Jepang, makan siang sekolah juga menjadi sarana pendidikan (Shokuiku model).
Keterlibatan siswa. Anak-anak ikut menyiapkan dan membersihkan area makan, menumbuhkan rasa tanggung jawab dan penghargaan terhadap makanan.
Pangan lokal dan segar. Menu sekolah mengutamakan bahan segar dari petani lokal, mendukung UMKM sekaligus memastikan pengawasan lebih mudah.
4. Universalitas untuk Menghapus Stigma
MBG di Korea bersifat universal, artinya semua siswa mendapat makanan yang sama. Kebijakan ini menghapus stigma sosial dan membangun rasa kesetaraan di lingkungan sekolah, sehingga anak dari berbagai latar belakang dapat belajar dalam suasana yang inklusif.
5. Peningkatan Kompetensi dan Kesejahteraan Tenaga Dapur
Keberhasilan MBG bergantung pada tenaga profesional yang terlatih. Korea memberi kompensasi layak serta pelatihan rutin bagi juru masak dan ahli gizi sekolah. Indonesia perlu mengadopsi prinsip serupa, melihat mereka bukan sekadar pekerja, tetapi bagian penting dari rantai kesehatan nasional.
Kesimpulan:
Program Makan Bergizi Gratis memiliki potensi besar untuk mengatasi stunting dan memperkuat kualitas generasi penerus Indonesia. Namun, niat baik perlu disertai sistem kuat dan pengawasan ketat.