CIREBON – Para petani di wilayah Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, kembali mengeluhkan kesulitan mendapatkan air saat musim kemarau. Kondisi ini hampir selalu terjadi setiap tahun, terutama pada bulan Juni hingga Agustus yang merupakan puncak musim kemarau, meski sesekali turun hujan yang disebut sebagai kemarau basah.
Salah satu petani, Wahyudi (28), mengungkapkan kepada wartawan bahwa dirinya dan petani lain sering berebut air untuk mengairi sawah mereka. Bahkan, tak jarang terjadi ketegangan antarpetani karena memperebutkan saluran air yang terbatas.
“Kami terpaksa berebut air dengan petani lain. Pernah juga hampir terjadi pertengkaran hanya karena persoalan air,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, lokasi sawah mereka berada di wilayah yang dekat dengan muara, atau bisa dikatakan di bagian paling ujung saluran irigasi. Hal ini membuat aliran air sangat minim dan sulit dijangkau.
“Terkadang kami harus mengambil air pada malam hari, saat orang lain sedang tertidur pulas. Kami, para petani, tetap berjuang agar sawah kami tidak kekeringan,” lanjut Wahyudi.
Para petani berharap kondisi ini mendapatkan perhatian serius dari pemerintah, baik di tingkat daerah maupun pusat. Terlebih lagi, Presiden Prabowo telah menyatakan komitmennya untuk memperkuat sektor pertanian guna mewujudkan kembali swasembada pangan dan bahkan meningkatkan ekspor ke luar negeri. (Muhammad Dedi Wijaya)