"Saya mengajak para pelajar, mahasiswa, dan seluruh masyarakat untuk membawa semangat antikorupsi ke sekolah, kampus, tempat kerja, bahkan ke ruang-ruang digital, seperti media sosial," serunya.
Karena, setiap langkah kecil yang kita lakukan, sekecil apa pun adalah bagian dari perubahan besar.
Sementara itu, Kepala Sekretariat Kedeputian Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK RI, Guntur Kusmeiyano menegaskan, KPK hadir bukan hanya untuk menegakkan hukum, tetapi juga membangun kesadaran bersama.
"Korupsi bukan sekadar pelanggaran hukum, tetapi perusak masa depan bangsa. Kegiatan ini merupakan wujud komitmen membangun budaya antikorupsi dari akar rumput," terangnya.
Ia menekankan, pencegahan korupsi dimulai dari lingkup terkecil, seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan.
Menurutnya, bila sejak dini anak-anak dibiasakan untuk berkata jujur, menolak cara curang, dan menghargai keadilan, maka budaya integritas akan tumbuh sebagai kebiasaan, bukan sekadar semboyan.
"Mari kita jadikan integritas sebagai identitas warga Kota Cirebon. Kota ini akan maju bila masyarakatnya bersatu melawan praktik tidak jujur," jelasnya.
Dalam orasinya, Guntur juga mendorong pemerintah daerah untuk terus membuka ruang partisipasi publik dan memperbaiki pelayanan kepada masyarakat.
"Kota yang melibatkan rakyat dalam pengawasan akan melahirkan pemerintahan yang bersih dan berintegritas. Mari kita belajar, memahami, dan mengajarkan materi antikorupsi sebagai pondasi memperkuat komitmen bersama," pungkasnya.
Kegiatan ini, menjadi momentum penting bagi masyarakat Kota Cirebon untuk menyatukan langkah, merayakan budaya, dan menguatkan tekad bersama.