Jakarta, Klikaktual.com - Pemerintah Kabupaten Cirebon melakukan penertiban di kawasan batik Trusmi.
Penertiban di kawasan batik Trusmi, difokuskan pada keberadaan pedagang kaki lima (PKL), parkir liar, gelandangan.
Namun ditengah-tengah penertiban tersebut, salah satu Pedagang Kaki Lima (PKL) bernama Kholifah protes.
Ia protes bahwa penertiban ini tidak bijak, sebab dirinya tidak pernah diajak komunikasi terlebih dahulu dengan pihak pemerintah desa.
Baca Juga: 3 Rekomendasi Film Terbaru di Netflix Juli 2025, Wajib Masuk Daftar Tontonan!
Ia juga mengungkapkan, setiap hari bolak-balik bongkar gerobak dan tidak paten.
"Jangan cuman digebrak-gebrak ditertibkan, tapi tidak memberikan solusi," kata Kholifah, pada Senin, 7 Juli 2025.
"Saya justru ingin ngomong sama KDM ini apa yang saya rasakan, yang lain juga rasakan. Contoh pihak desa atau Satpol PP, ngajak rapat yuk, atau ngobrol yuk bagaimana, itu tidak ada sama sekali sampai sekarang," sambungnya.
Baca Juga: 3 Film Terbaru di Netflix Tayang Juli 2025, Salah Satunya Diangkat dari Kisah Nyata
Ia menjelaskan, apabila pihak pemerintah memberikan solusi terlebih dahulu, dirinya pasti dan pedagang kaki lima lainnya akan mendukungnya.
Wakil Bupati Cirebon, Agus Kurniawan Budiman mengatakan, penertiban ini merupakan bagian dari komitmen pemkab bersama unsur Forkopimda, untuk menjadikan Trusmi sebagai destinasi wisata unggulan Kabupaten Cirebon.
Baca Juga: Tayang Juli 2025 di Netflix, 3 Film ini Penuh Aksi Lucu dan Drama Unik
Ia menyebut, pemerintah daerah akan menyiapkan solusi jangka panjang, seperti relokasi pedagang ke lokasi yang lebih tertata, serta pengaturan sistem parkir dan lalu lintas di sekitar kawasan.
Selain menata PKL, pemkab juga akan menertibkan parkir liar yang kerap menjadi sumber kemacetan, terutama saat akhir pekan.
"Ke depan, Pemkab Cirebon menargetkan kawasan Trusmi tidak hanya menjadi pusat belanja batik, tetapi juga sebagai kawasan wisata terpadu yang didukung sarana dan prasarana publik yang tertata," kata Wakil Bupati Cirebon.