Sedangkan mitigasi non-struktural, dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat.
"Kita sekarang memiliki 12 Kelurahan Tangguh Bencana yang aktif, serta satu satuan pendidikan aman bencana yang menjadi contoh baik di lingkungan sekolah," ujar Wali Kota.
Ia juga menambahkan bahwa, papan evakuasi dan titik kumpul darurat telah diperluas hingga ke tingkat RW, sebagai bagian dari membangun budaya siaga di semua lapisan masyarakat.
Sementara itu, Tenaga Ahli BNPB Brigjen. Pol. (Purn) Ary Laksmana Widjaja mengapresiasi terhadap langkah strategis yang dilakukan Kota Cirebon.
Menurutnya, Kota Cirebon berada pada posisi yang rentan karena dekat dengan laut dan memiliki aliran sungai yang hulunya berada di wilayah lain.
"Perlu kesiapsiagaan dan antisipasi yang serius. Saya mengapresiasi pendekatan pentahelix yang dilakukan Pemkot Cirebon, melibatkan unsur pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan media. Ini menunjukkan Kota Cirebon siap menghadapi bencana, baik hidrometeorologi basah maupun kering,” ujarnya.