Jakarta, Klikaktual.com - Akhir-akhir ini sedang ramai soal hastag Indonesia Gelap di berbagai sosial media.
Mantan Menko Polhukam RI Mahfud MD, pun akhirnya angkat bicara soal hastag "Indonesia Gelap" yang sedang ramai ini.
Ia mengungkapkan terdapat kebijakan dari Presiden Prabowo yang perlu dikritik, tetapi tidak berarti seluruh kebijakan pemerintah itu buruk.
Baca Juga: Imron Rosyadi dan Kepala Daerah Kader PDIP Jabar Tunggu Instruksi Megawati, Tunda Retret Ke Magelang
Bahkan, ada banyak kebijakan pemerintahan Prabowo subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang terang, tidak perlu untuk diprotes.
"Oh tidak, tidak seluruhnya gelap, banyak juga yang terang, dan yang terang itu tidak perlu diprotes," ucapnya, dikutip dari akun Facebook Berita Terhangat Hari Ini, pada Jum'at, 21 Februari 2025.
Baca Juga: Hastag Indonesia Gelap, Luhut : Bukan Hanya di Indonesia, di Amerika Juga ada Masalah
Ia juga mencontohkan seperti program makan bergizi gratis, yang digaungkan oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, itu merupakan salah satu kebijakan yang harus diapresiasi.
Lalu ada juga kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan oleh Prabowo Subianto. Mahfud menuturkan, keputusan efisiensi merupakan langkah yang diperlukan untuk mengoptimalisasi penggunaan anggaran negara.
Baca Juga: KAI Berhasil Jebloskan Pencuri Penambat Rel Kereta Api ke Penjara
"Efisiensi anggaran telah menjadi persoalan sejak era orde baru, ucapnya.
Bahkan, sambung Mahfud MD, Mantan Menteri Keuangan RI, Sumitro Djojohadikusumo, ayah Prabowo menemukan pemborosan anggaran saat orde baru mencapai 30 Persen.
"Siapa yang bilang efisiensi itu jelek? Sejak zaman orde baru kita marah karena negara tidak efisien, lalu reformasi juga keluar karena anggaran negara tidak efisien," kata Mahfud.
"Sekarang itu mungkin Prabowo melanjutkan temuan ayahnya, harus efisiensi kita lanjutkan, kita hormati itu," sambungnya.
Namun, efisiensi anggaran juga harus dilakukan secara selektif, agar tidak merugikan sektor yang penting.