CIREBON, KLIKAKTUAL.COM - Penjabat Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya meninjau kegiatan gerakan pangan murah (GPM) yang digelar di Desa Cipinang, Kecamatan Beber, pada hari Kamis, 24 Oktober 2024.
Gerakan pangan murah yang digagas Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Cirebon, dengan menggandeng lembaga lainnya itu merupakan upaya pengendalian inflasi.
GPM yang digelar di Desa Cipanang ini, melibatkan berbagai lembaga, seperti Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, Bank BJB, Bulog dan lainnya.
Baca Juga: Menuju Ending, Dog Knows Everything Menempati Posisi Nomor 1 Perolehan Rating
Kegiatan ini menyediakan komoditas kebutuhan pokok penting untuk masyarakat Desa Cipinang dan sekitarnya, dari mulai beras, daging, telur, minyak goreng hingga sayuran.
“Mudah-mudahan bisa membantu masyarakat, supaya harganya lebih terjangkau," ujar Wahyu.
"Kita juga libatkan berbagai pengusaha, termasuk petani yang secara langsung bisa menyuplai ke sini. Cabainya bisa dititipkan di sini," sambungnya.
Sementara itu, Kepala DKPP Kabupaten Cirebon, Drs Erus Rusmana mengatakan, gerakan pangan murah sudah digelar sebanyak 17 kali sepanjang tahun 2024.
Ia menyebut, GPM digelar di wilayah yang masuk kategori rentan pangan. Kendati demikian, Erus mengaku, sejatinya seluruh desa di Kabupaten Cirebon secara ekonomi terbilang stabil.
Baca Juga: Semua Jalur Pendakian Gunung Merbabu Ditutup 31 Oktober 2024, Kenapa?
“Desa-desa ini dalam hal ekonominya cukup baik. Namun, pemerintah daerah berkolaborasi dengan perbankan, seperti BI, bjb dan Bulog," jelasnya.
"Kemudian, hadir 10 vendor penyedia bahan pokok penting, dari beras, daging, telur, kemudian minyak goreng, termasuk sayuran dengan harga lebih murah dibanding harga pasar," sambungnya.
Senada disampaikan Agung Budilaksono selaku Deputi Kepala KPw BI Cirebon. Pihaknya mendukung sinergitas antara Pemkab Cirebon dengan perbankan hingga Bulog. Menurutnya, sinergitas merupakan kunci dalam pengendalian inflasi.
"Bisa menjaga kestabilan harga dan terjangkau bagi masyarakat. Dan, bisa ada insentif bagi petani. Terlalu rendah harganya bahaya, kita berikan harga optimal bagi petani, sehingga menguntungkan bagi masyarakat,"ucap Agung.