Cirebon, Klikaktual.com - Komisi III DPRD Kota Cirebon menegur manajemen RS Panti Abdi Dharma dalam rapat dengar pendapat, Kamis 18 April 2024.
Bukan tanpa sebab, teguran keras disampaikan oleh Komisi III DPRD Kota Cirebon buntut dari adanya balita meninggal dunia di ruang IGD yang belum sempat mendapatkan penanganan medis.
Anggota Komisi III DPRD, Cicih Sukaesih menyebutkan kasus tersebut sangat memprihatinkan. Ia pun meminta manajemen RS baik itu RS Panti Abdi Dharma ataupun RS lainnya untuk selalu mengedepankan layanan pada pasien.
Baca Juga: Empoli Tekuk Napoli, Verona Tumbangkan Udinese, AS Roma Tantang Bologna Senin Dini Hari
“Karena kasus ini cukup memprihatinkan, maka kami mengeluarkan sebuah teguran keras bagi RS Panti Abdi Dharma, umumnya bagi RS lain,” tegasnya.
Cicih juga menyangsikan, perubahan jenis pelayanan semula dari RS ibu dan anak menjadi rumah sakit umum ini tidak ditunjang dengan kesiapan fasiltas memadai dan ketersediaan tenaga kesehatan yang cakap.
Baca Juga: Arsenal Ambil Alih Puncak Klasemen, Brentford Bungkam Luton, Liverpool Tantang Fulham Minggu Malam
“Jangan sampai beralih ke RSU, gagap dalam menerima pasien yang banyak, karena tenaga medis yang kurang handal,” ujarnya.
Sementara itu, orangtua korban, Yuianingsih kecewa atas pelayanan RS Panti Abdi Dharma saat membawa anaknya untuk berobat.
Baca Juga: 5 Kutipan atau Kata-kata bijak RA Kartini yang Menginspirasi
Ia menyesalkan atas sikap petugas RS yang lebih mengutamakan administrasi dengan harus mengaktivasikan BPJS pasien yang ditangguhkan, ketimbang memberi pertolongan pertama pada anaknya.
“Anak telah alami sakit dari tanggal 10 April, sudah diobati sendiri, namun perlu dibawa ke RS, karena pelayanannya seperti itu, meninggal pada malam hari tanggal 11,” tuturnya.
Menanggapi hal tersebut Direktur RSPAD dr Irma Gamawati MHKes menyebutkan tenaga kesehatan RS sudah menjalankan tugas dan kewajibannya dalam melayani pasien yang berobat saat kejadian sebagaimana mestinya.
“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, dan kejadian tersebut menjadi bahan evaluasi agar tidak terulang kembali,” pungkasnya.