JAKARTA KLIKAKTUAL.COM - Sebanyak empat orang dari tujuh debt collector masuk daftar pencarian orang (DPO) dalam kasus Selebgram Clara Shinta.
Sebelumnya video Clara Shinta berurusan dengan debt collector viraldi media sosial.
Dalam video tersebut, terlihat seorang anggota Bhabinkamtibmas yang sedang bertugas menengahi permasalahan antara dua pihak dibentak oleh debt collector.
Baca Juga: Mario Dandy Dikeluarkan dari Kampus, Rektor Universitas Prasetiya Mulya : Tindakannya Bertentangan
Anggota tersebut menyarankan untuk menyelesaikan masalah di Polsek terdekat, namun ditolak oleh debt collector dengan membentak.
Adapun empat orang yang dijadikan DPO adalah Erick Johnson Saputra Simangunsong, pria berkaus garis-garis putih biru dongker yang memaki Aiptu Evin dan membawa lari mobil Clara Shinta. Tiga lainnya adalah Brian Fladimer, Jemmy Matatula, dan Yondri Hehamahwa.
Baca Juga: Kapan Record of Ragnarok Season 2 Episode 11 Tayang? Ini Jadwal Rilis Terbaru!
Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi menyebut, 4 DPO yang tampak gagah dalam video sekarang malah melarikan diri, dan seluruhnya sedang dikejar semua.
“Saya ingin berpesan pada empat orang ini yang preman berkedok debt collector ini, kemarin kayaknya gagah sekali gitu ya, gagah, serem gitu ya, sekarang kok lari terbirit-birit. Kemarin macan sekarang jadi kucing,” ujar Hengki dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, pada hari Jumat 24 Februari 2023.
Baca Juga: Taxi Driver 2 Episode 3 Tayang Jam Berapa di SBS dan Viu Malam Ini? Cek Jadwalnya di Sini
Ia ingin ada sebuah ketegasan dalam menindak preman berkedok debt collector, agar menciptakan efek jera serta agar tidak ada lagi aksi premanisme di wilayah hukum Polda Metro Jaya, khususnya DKI Jakarta.
“Jadi pesan kami segera menyerahkan diri, kemana pun kami kejar. Kalau melawan kami tindak lebih keras lagi sebagai bahan pelajaran,” ucapnya.
Baca Juga: 15 Kata Bijak dan Quotes dalam Bahasa Inggris untuk Sambut Maret 2023, Sederhana Namun Bermakna
“Kami menciptakan efek deterens, efek jera kepada spesialis buat pelaku-pelaku ini, dari pelaku maupun yang belum tertangkap maupun secara generalis, nggak ada preman-preman lagi yang beraksi di DKI Jakarta khususnya,” jelasnya.***