Kabupaten Cirebon — Persoalan kerawanan pangan masih ditemukan di sejumlah wilayah Kabupaten Cirebon. Salah satunya terjadi di Desa Sinarancang, Kecamatan Mundu, yang kembali masuk dalam kategori rawan pangan.
Padahal, wilayah tersebut memiliki lahan pertanian yang sebenarnya bisa dimanfaatkan. Namun, potensi tersebut belum dikelola secara optimal oleh masyarakat setempat.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Cirebon, Sudiharjo, menyampaikan bahwa kondisi rawan pangan hanya terjadi di Desa Sinarancang, sementara desa lainnya masih tergolong stabil.
“Di tahun 2025 ini hanya Desa Sinarancang yang rawan pangan. Untuk desa lain sementara masih stabil,” ujar Sudiharjo, Rabu, 26 November 2025.
Ia menjelaskan, status rawan pangan di Desa Sinarancang dilihat dari sisi ekonomi masyarakat. Banyak warga di desa itu bekerja sebagai buruh serabutan.
“Seperti buruh bangunan, buruh pabrik, dan pekerjaan serabutan lainnya,” ucapnya.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, DKPP telah menyalurkan beras Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) kepada ratusan kepala keluarga (KK) di Desa Sinarancang.
“Kami menyalurkan dari cadangan pangan pemda tahun 2025 dengan total 193 ton. Yang disalurkan ke Desa Sinarancang sekitar 3 ton untuk 300 KK,” jelasnya.
Sudiharjo menambahkan, urusan peningkatan produksi pertanian merupakan kewenangan Dinas Pertanian. DKPP hanya bertugas menyalurkan bantuan ke daerah-daerah yang masuk kategori rawan pangan.
Ia juga mengungkapkan bahwa bantuan pangan dari pemerintah pusat untuk semester IV tahun 2025 direncanakan disalurkan pada Oktober dan November, dan saat ini sudah mulai berjalan.
“Sudah ada yang disalurkan di beberapa desa dan sekarang sudah mulai berjalan. Itu dari Bulog. Untuk total jumlahnya saya kurang tahu karena itu program pusat yang langsung berkoordinasi dengan Bulog, dan penyalurannya juga dilakukan langsung oleh Bulog,” tandasnya.