Jakarta, Klikaktual.com - Stasiun televisi Trans7 kembali menuai badai kontroversi. Sebuah program tayangan dinilai mengandung unsur pelecehan terhadap santri dan kiai dan memicu kemarahan publik.
Dampaknya gelombang seruan boikot Trans7 pun cukup masif di berbagai platform media sosial.
Tagar #BoikotTrans7 dan #Trans7HormatiSantri telah menjadi trending topic di platform X (Twitter) dan Instagram, diikuti ribuan cuitan dan unggahan yang mengecam keras tayangan tersebut. Masyarakat khususnya kalangan pesantren dan nahdliyin menilai adegan-adegan dalam program tersebut telah mendegradasi martabat dan menstigma negatif simbol-simbol agama.
"Kami menuntut permintaan maaf resmi dari Trans7 dan pencabutan tayangan tersebut. Ini bukan kali pertama stasiun televisi ini memberikan gambaran yang keliru tentang kehidupan pesantren," ungkap salah satu pengguna X, @AhmadNurdiansyah, dalam cuitannya yang telah dibagikan ulang lebih dari 2.000 kali.
Baca Juga: Cirebon Terasa Lebih Panas Beberapa Hari Kebelakang, Ini Penyebabnya
Meskipun pihak Trans7 belum mengeluarkan pernyataan resmi, desakan publik terus bergulir. Beberapa ormas Islam terbesar juga telah menyatakan sikap. "Kami meminta pihak KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) untuk segera menindak tayangan yang tidak mendidik dan meresahkan umat ini," tegas salah satu perwakilan ormas dalam siaran persnya.
Ini bukan pertama kalinya stasiun televisi swasta menghadapi seruan boikot akibat konten yang dinilai ofensif. Namun, gelombang protes kali ini menunjukkan betapa masyarakat semakin kritis dan tidak segan menggunakan kekuatan media sosial untuk menyuarakan aspirasi mereka.
Baca Juga: Drama Korea dengan Rating Tertinggi Oktober 2025: Cerita Kuat, Akting Hebat
Sejauh ini, phak Trans7 dikabarkan masih melakukan evaluasi internal. Sementara itu, gelombang protes terus membesar, menunggu langkah tegas dan permintaan maaf yang tulus dari pihak stasiun televisi.