Fenomena Sound Horeg Mulai Ditinggalkan, Sound Karnaval Indonesia Jadi Pilihan Baru

photo author
- Kamis, 31 Juli 2025 | 23:23 WIB
sound horeg
sound horeg

 

 

Cirebon, klikaktual.com- Larangan penggunaan sound horeg kini ramai diperbincangkan publik. Sejumlah tokoh agama dan masyarakat menyuarakan penolakan terhadap keberadaan sound horeg, terutama karena dinilai mengganggu ketenangan lingkungan serta memuat unsur yang dianggap tidak sesuai dengan nilai budaya dan norma keagamaan.

Dalam menyikapi hal tersebut, banyak pihak mulai mencari alternatif yang lebih ramah dan beretika. Salah satu solusi yang kini mendapat tempat di hati masyarakat adalah sound karnaval Indonesia. Jenis hiburan ini dianggap lebih sejuk secara audio dan kontennya pun lebih santun, menjadikannya pilihan yang lebih dapat diterima dalam berbagai kegiatan masyarakat.

Alasan pelarangan sound horeg sendiri bukan tanpa dasar. Masyarakat di sejumlah daerah mengaku merasa terganggu oleh suara keras dan dentuman berlebihan, khususnya pada malam hari. Kondisi ini tak jarang memicu konflik antarwarga, bahkan sampai ke ranah hukum. Dengan keluarnya pernyataan haram dari beberapa ulama terhadap sound horeg, upaya pelarangan ini pun mulai ditindaklanjuti secara lebih serius di berbagai wilayah.

Sebagaimana diketahui, sound horeg kerap dikaitkan dengan musik remix yang keras, penggunaan lagu-lagu berisi lirik dewasa, serta dentuman bass ekstrem yang memekakkan telinga. Situasi ini jelas bertentangan dengan nilai-nilai ketimuran dan kesopanan, khususnya di daerah pedesaan yang masih menjunjung tinggi adat istiadat dan nilai keagamaan.

Melihat dampak negatif yang ditimbulkan, sejumlah pemerintah daerah bersama tokoh masyarakat kini gencar mensosialisasikan pengurangan bahkan larangan penggunaan sound horeg. Di provinsi seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur, penertiban terhadap acara yang menggunakan perangkat suara berlebihan mulai diberlakukan, termasuk saat hajatan dan pawai budaya.

Sebagai pengganti, sound karnaval Indonesia hadir dengan pendekatan yang lebih bersahabat. Kolaborasi alat musik tradisional dengan teknologi audio modern menjadi ciri khasnya. Alunan musik yang disajikan pun tetap menarik, tetapi tidak mengganggu ketertiban umum. Tak sedikit grup musik lokal yang mulai mengadopsi model ini dalam setiap pertunjukan mereka.

Respon masyarakat terhadap kehadiran sound karnaval terbilang cukup positif. Banyak warga merasa bahwa suasana acara tetap semarak meski tanpa dentuman berlebihan. Bahkan, sejumlah pemerintah desa dan kelurahan mulai memberlakukan aturan untuk mengutamakan penggunaan sound karnaval dalam setiap kegiatan komunitas.

Beberapa komunitas seni dan pelaku musik turut memberikan dukungan terhadap perubahan ini. Contohnya, Komunitas Seniman Jalanan Nusantara yang rutin mengadakan pelatihan bagi pemuda agar mengenal dan mengembangkan sound karnaval Indonesia. Langkah ini sekaligus menjadi upaya pelestarian budaya lokal yang terancam tergerus tren modern.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di sejumlah daerah pun tak ketinggalan mengambil peran. Mereka mulai menyediakan fasilitas dan perangkat pendukung sound karnaval bagi kegiatan masyarakat. Inisiatif ini diharapkan mampu menciptakan ruang hiburan yang lebih sehat, terdidik, serta sejalan dengan nilai-nilai lokal.

Momen ini juga menjadi titik refleksi bagi generasi muda dalam memanfaatkan teknologi secara bijak, khususnya dalam ranah hiburan dan kesenian. Sosialisasi tentang etika bermusik kini mulai digencarkan di lingkungan sekolah, pesantren, hingga sanggar budaya.

Harapannya, sound karnaval Indonesia tidak sekadar menjadi pengganti semata, tetapi juga simbol tumbuhnya kembali semangat berkesenian yang luhur dan bermartabat. Dengan dukungan dari berbagai kalangan, langkah ini menjadi awal dari transformasi budaya hiburan yang lebih beradab dan selaras dengan jati diri bangsa.  (Syamsi Wajkumar). 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Mike Dwi Setiawati

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemprov Jabar Dorong Proses Sertifikasi Aset Negara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:16 WIB

Begini Cara Pemprov Jabar Era KDM Cegah Bencana Alam

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:10 WIB
X