Jakarta, Klikaktual.com – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,8 mengguncang wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Kamis malam, 24 Juli 2025. Guncangan terjadi sekitar pukul 20.06 WITA dan membuat masyarakat berhamburan keluar rumah.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan pusat gempa berada di darat, sekitar 41 km tenggara Kabupaten Poso, pada kedalaman 10 kilometer. Gempa ini termasuk kategori dangkal sehingga getarannya terasa lebih kuat.
Menurut BMKG, gempa ini disebabkan oleh aktivitas Sesar Poso, sebuah sesar aktif yang membentang di wilayah Sulawesi Tengah. Jenis mekanisme gempa yang tercatat adalah sesar geser atau strike-slip.
Baca Juga: 5 Ide Hadiah Lomba 17 Agustus 2025 Menarik dan Gak Nguras Kantong
BMKG memastikan gempa ini tidak berpotensi tsunami. Namun, masyarakat tetap diminta untuk waspada terhadap kemungkinan gempa susulan yang bisa terjadi dalam beberapa jam ke depan.
Pasca gempa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah langsung melakukan koordinasi dengan aparat setempat untuk memantau kerusakan dan kemungkinan korban. Beberapa laporan menyebutkan adanya rumah warga yang retak-retak dan mengalami kerusakan ringan.
Warga di sekitar pusat gempa mengaku panik dan keluar dari rumah saat guncangan terjadi. Sebagian besar memilih bertahan di luar rumah hingga kondisi benar-benar dinyatakan aman oleh pihak berwenang.
Baca Juga: Kepala Desa Donowarih di Malang Imbau Warga untuk Mengungsi Sementara karena Karnaval Sound Horeg
Hingga pukul 21.00 WITA, tercatat lebih dari 5 kali gempa susulan, dengan kekuatan bervariasi antara magnitudo 3,0 hingga 4,5. Masyarakat diminta tetap waspada dan mengikuti informasi resmi dari BMKG atau BPBD.
Pihak berwenang mengimbau warga untuk tidak mudah percaya pada berita hoaks yang tersebar di media sosial. Informasi resmi hanya dikeluarkan oleh instansi terpercaya seperti BMKG, BNPB, dan Pemerintah Daerah.
Gempa bumi ini menjadi pengingat bahwa Sulawesi Tengah terutama Poso merupakan zona aktif secara geologis. Upaya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan masyarakat harus terus ditingkatkan agar risiko korban dan kerugian bisa ditekan. (Mochamad Haris Sundapa)
