Jakarta, Klikaktual.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon mendorong penguatan kolaborasi lintas sektor dalam upaya pencegahan pneumonia dan diare melalui program imunisasi.
Dalam Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor dan Lintas Program di Hotel Aston Cirebon, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cirebon, Nurpatmawati, menyatakan pneumonia dan diare masih menjadi penyebab utama kematian bayi dan balita, baik di tingkat global maupun nasional.
"Untuk menanggapi tantangan ini, pemerintah telah menetapkan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Pneumonia dan Diare 2023–2030 dengan pendekatan 3P: perlindungan, pencegahan, dan penatalaksanaan," jelasnya, dikutip dari diskominfo Kabupaten Cirebon, pada hari Kamis, 1 Mei 2025.
"Imunisasi PCV dan Rotavirus menjadi langkah pencegahan kunci," sambungnya.
Nurpatmawati mengungkapkan, cakupan imunisasi antigen baru di Kabupaten Cirebon masih belum optimal.
Berdasarkan data capaian tahun 2024, imunisasi PCV baru mencapai 79 persen dan Rotavirus 83 persen jauh dari target minimal 95 persen.
Baca Juga: Hari Buruh Internasional, Wali Kota Cirebon Serukan Kolaborasi dalam Peringatan May Day 2025
"Tingkat dropout dari dosis pertama ke dosis ketiga juga cukup tinggi, yakni 13,8 persen untuk PCV dan 8,6 persen untuk Rotavirus," paparnya.
Saat ini masih ditemukan kasus bayi zero dose, yaitu bayi yang belum mendapat imunisasi sama sekali.
Ia menambahkan, tantangan lain seperti pendataan sasaran yang belum sinkron, rendahnya input data ke aplikasi ASIK, serta kurangnya penggerakan masyarakat turut memperumit pelaksanaan program.
"Kompleksitas permasalahan ini tidak bisa diselesaikan oleh Dinas Kesehatan saja, diperlukan keterlibatan aktif dari berbagai sektor," ungkapnya.
"Camat dan kepala desa memiliki peran penting dalam menggerakkan masyarakat dan memperkuat Posyandu," sambungnya.