JAKARTA, Klikaktual.com - Kabar baru terkait CEO Pavel Durov ditangkap di Perancis saat dirinya turun dari Jet pribadinya pada Sabtu, 24 Agustus 2024 pukul 20.00 malam.
CEO Pavel Dudov atau salah satu pendiri perusahaan aplikasi chatting Telegram ditangkap usai dirinya turun dari Jet pribadinya di landasan bandara Le Bourget.
Diduga penangkapan dilakukan oleh polisi militer perhubungan udara (GTA), saat sedang bersama pengawalnya.
Baca Juga: 20 Negara dengan Wanita Tercantik di Asia, Indonesia Termasuk Gak ya?
Ternyata CEO Pavel Durov sudah terdaftar di FPR atau daftar buronan.
Kasus yang menyeret nama CEO Pavel Durov ternyata telah mendapatkan surat perintah penggeledahan dari OFMIN.
OFMIN, salah satu lembaga yang menangani pencegahan kekerasan terhadap anak di bawah umur seperti narkoba dan penipuan di kepolisian Perancis.
Surat perintah penggeledahan tersebut berlaku jika CEO Pavel Durov berada di daerah nasional.
"Dia (Durov) melakukan blunder malam ini. Kami tidak tahu kenapa... Apakah 'perampokan' ini hanya sementara? Bagaimana pun, dia sudah dibui," ujar keterangan resmi dari penyelidikan kepada TF1.
Selama ini CEO Pavel Durov sudah jarang bepergian di Eropa sekaligus menghindari negara-negara Telegram yang sedang di bawah pengawasan.
Lantaran Ia menyadari statusnya sebagai persona non grata di Perancis, Pavel Durov miliki kebiasaan bepergian ke UEA, berbagai negara bekas Uni Soviet dan Amerika Selatan.
"Pavel Durov akan berakhir di penahanan pra-persidangan, itu sudah pasti," keterangan resmi dari penyelidik.
"Di platformnya, dia membiarkan pelanggaran dan kejahatan yang tak terhitung jumlahnya dilakukan tanpa melakukan tindakan apa pun untuk memoderasi atau bekerja sama," keterangan sumber yang dekat dengan masalah itulah.