CIREBON, KLIKAKTUAL.COM - Pj Wali Kota Cirebon, Drs H Agus Mulyadi MSi, memimpin kerja bakti massal di Halaman Parkir Kolam Renang Chaterine Surya Komplek Bima, pada hari Jumat, 21 Juni 2023.
Kegiatan ini melibatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dari tingkat kecamatan hingga kelurahan dan praja madya angkatan XXXII IPDN yang sedang melaksanakan magang di Kota Cirebon.
Kerja bakti massal dilakukan dengan membersihkan lingkungan sekitar dari sampah maupun rumput liar.
Baca Juga: Jelajahi Partai untuk Maju Pilbup Cirebon, Wahyu Tjipataningsih Yakin Dapat Rekom dari KIM
Dalam sambutannya, Pj Wali Kota menyampaikan tujuan utama dari gerakan ini adalah, memberikan contoh kepada masyarakat bahwa menjaga kebersihan merupakan tanggungjawab bersama.
"Kita sebut ini Jumat bersih, gerakan yang harus berkelanjutan. Ini diharapkan dapat dicontoh oleh masyarakat secara personal, bahwa kebersihan adalah tugas kita bersama," ujarnya.
Pj Wali Kota menegaskan bahwa gerakan Jumat bersih bukan ajang berkumpul semata, tapi sebagai momen untuk membuktikan cinta lingkungan.
"Tunjukkan bahwa gerakan ini bukan ajang kumpul-kumpul saja, tapi buktikan bahwa kita ikut andil dalam mencintai lingkungan dan komplek kawasan Stadion Bima sebagai salah satu aset Pemda Kota Cirebon," tuturnya.
Baca Juga: Pilbup Cirebon, Berebut Rekom Posisi Cabup Makin Ketat Usai PKB Gabung dengan KIM
Terkait komplek Stadion Bima, Pj Wali Kota menyebut kawasan ini selain sebagai tempat berolahraga juga pergerakan perekonomian. Ia berharap dua kegiatan tersebut bisa berjalan berdampingan dengan nyaman.
"Melalui kegiatan Jumat bersih ini kita beri contoh dan edukasi kepada pengunjung kawasan Stadion Bima dan para pedagang yang ada untuk masing-masing bisa menjaga kebersihan dan merawat lingkungan," pesannya.
Pj Wali Kota berharap, kegiatan kerja bakti menjadi satu budaya yang setiap hari dilakukan mulai dari bagaimana menjaga kebersihan dan mengolah sampah.
Baca Juga: Liga 1 Masih Tanpa Suporter Tamu di Musim Depan, Ini Alasan Erick Thohir
"Momen ini diharapkan dapat menjadi gerakan mandiri dan bukan sekadar keterpaksaan, tetapi menjadi bagian dari budaya yang diterapkan secara konsisten oleh semua pihak," harapnya.***
