Ia juga menambahkan bahwa, di desa Kaduela ini terdapat empat tempat wisata, yang dua nya itu di kelola oleh perusahaan daerah aneka usaha, yaitu tempat wisata Telaga Remis dan Telaga Nilem.
Sedangkan kedua laginya itu adalah ODTW yang pihaknya desain sendiri, bangun sendiri, tanpa adanya bantuan dari pihak manapun, yaitu Telaga Biru Cicerem dan Side Land.
Baca Juga: Susul Microsoft dan Google, Spotify Bakal PHK Karyawan
Ia mengungkapkan bahwa, saat ini pelaksanaan pembangunan Side Land sebenarnya baru 50 persen.
Namun agar bisa terus melanjutkan membangun, sekaligus pengembangan fasilitas, tanpa mengandalkan bantuan dari manapun, langsung dibuka dengan tiket masuk Rp.10 ribu untuk anak-anak, sedangkan untuk dewasa Rp.15 ribu.
Pihaknya juga akan berencana mendirikan sebuah kedai kopi, sebagai upaya untuk sinergisitas dengan bumdes lain yang memiliki andalan produksi kopi.
Di samping itu, pihaknya juga kedepannya akan memperdayakan warga masyarakat Kaduela dalam pengelolaannya.
Baca Juga: Kasus Pernikahan Anak di Indonesia Masih Tinggi, Apa Dampaknya?
“Kami berencana akan mendirikan juga kedai kopi, sebagai upaya sinergisitas dengan Bumdes lain yang memiliki andalan produksi kopi, disamping kami tetap memberdayakan warga masyarakat Kaduela dalam pengelolaan," ujarnya.
"Karena, semua yang bekerja disini kami gaji, meski mereka berasal dari wilayah Dusun Binakarya, area tempat ODTW Talaga Remis. Mengingat, kami tidak mau membeda bedakan, pokonya semua warga masyarakat harus mendapatkan hak yang sama untuk bekerja di desanya sendiri,” sambungnya.***