JAKARTA, Klikaktual.com - Aplikasi Electronic Health Alret Card (eHAC) yang dibuat pemerintah Indonesia disebut tidak memiliki sistem keamanan yang baik. Ini membuat data pengguna aplikasi tersebut diduga mengalami kebocoran.
Duagaan kebocoran itu disebut oleh tim peneliti yang tergabung dalam vpnMentor, dipimpin oleh Noam Rotem dan Ran Locar. Dilaporkan jika lebih dari 1 juta data pengguna aplikasi eHAC telah bocor.
Tim peneliti menyebutkan jenis data yang diduga bocor meliputi nomor identitas, hasil tes Covid-19, identitas rumah sakit, alamat, dan nomor telepon. Bagi pengguna asal Indonesia, data yang bocor mengenai nama lengkap, tanggal lahir, data kewarganegaraan, hingga foto.
Data yang bocor bahkan mengandung informasi yang sangat pribadi seperti nama orangtua atau kerabat hingga informasi detail soal hotel tempat menginap dan kapan akun eHAC dibuat.
Baca Juga: Kemenag Refocusing Anggaran Rp2 Triliun, DPR: Semoga Kinerja Tak Terganggu
"Kalau sampai data ini ditemukan oleh orang jahat atau peretas dan mereka bisa dengan bebas mengumpulkan data sebanyak-banyaknya, efeknya bisa sangat buruk baik pada tingkat individu atau masyarakat," kata tim peneliti sebagai mana diberitakan di Pikiran-Rakyat.com dalam Artikel berjudul Daftar Data yang Diduga Bocor di Aplikasi eHAC: Ada Nomor Telepon hingga Nama Orangtua.
Di sisi lain, Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Anas Ma'ruf mengatakan, dugaan kebocoran data itu terjadi pada aplikasi eHAC lama.
Dia mengklaim aplikasi eHAC tersebut sudah tidak digunakan lagi saat ini. "Sudah tidak digunakan sejak Juli 2021," ucapnya dikutip dari Antara.
Alasan tidak lagi digunakannya aplikasi tersebut karena sudah terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi yang dikelola Kementerian Komunikasi dan Informatika. (Rio Rizky Pangestu/Pikiran Rakyat)