JAKARTA, KLIKAKTUAL.COM - Ustaz Felix Siauw seorang pendakwah kelahiran Palembang dan tumbuh besar di keluarga Katolik merupakan sosok yang banyak dikagumi masyarakat.
Ustaz Felix Siauw sendiri dikenal dengan cara penyampaian dakwahnya yang mudah dipahami. Ustaz Felix Siauw juga pertama kali masuk Islam atau menjadi mualaf pada 2002.
Ustaz Felix Siauw meninggalkan agama Katolik usai mengenal seorang aktivis HTI saat statusnya masih seorang mahasiswa dan usia 18 tahun. Menjadi Mualaf di usia muda tentu bukan hal muda bagi Ustaz Felix Siauw. Terlebih mengingat keluarga Ustaz Felix Siauw adalah penganut agama Katolik.
Baca Juga: Hari Kanker Anak Sedunia 2023: Ini 8 Cara Mudah Cegah Kanker Anak
Namun, kini Ustaz Felix Siauw sendiri telah sukses menjadi seorang pendakwah dan aktif menyebarkan kebaikan-kebaikan sesuai dengan ajaran Islam.
Ustaz Felix Siauw telah memberikan banyak perubahan dan motivasi kepada orang banyak terlebih kepada para orang tua.
Lewat salah satu dakwahnya Ustaz Felix juga menyampaikan bagaimana cara orang tua mendidik anak secara baik dan tepat. Ustaz Felix Siauw tentu tak asal membahas ini.
Baca Juga: Mendapat Apresiasi dari Coki Pardede, Deddy Corbuzier: Saya Bangga Pada Diri Saya Sendiri...
Karena telah banyak kejadian orang tua salah salam mendidik anaknya dan dengan cara dakwah inilah Ustaz Felix Siauw mengubah semua itu.
Dalam dakwahnya Ustaz Felix Siauw menyampaikan orang tua tidak boleh asal memberikan gadget kepada anak. Saat ingin berpergian anak diberi kebebasan untuk menggunakan gadget dan sebagainya. Akhirnya, lama kelamaan anak tidak bisa lepas dari gadget.
Hal pertama yang harus dilakukan para orang tua untuk mendidik anak dimulai dari komunikasi yang terpenting adalah Trash. Trash artinya percaya.
Baca Juga: Link Nonton Kokdu: Season Of Deity Episode 6 Sub Indo Tayang Malam Ini
Artinya anak harus nyaman dengan orang tua. Karena saat anak telah nyaman dengan orang tua maka anak akan dengan mudah untuk berkomunikasi dengan orang tua.
Keberhasilan komunikasi artinya ketika anak sendiri yang memulai pembicaraan dengan orang tuanya. Dan para orang tua harus bisa memahami anaknya.