JAKARTA, KLIKAKTUAL.COM - Teks khutbah jumat edisi hari guru nasional 2022 tersedia dalam artikel berikut.
Hari Guru Nasional 2022 diperingati setiap tanggal 25 November setiap tahunnya.
Berikut teks khutbah bagi Anda yang membutuhkan referensi teks khutbah besok yang mengangkat tema tentang hari guru nasional 2022.
Baca Juga: Hari Guru Nasional Sebentar Lagi, Berikut 20 Ucapan untuk Guru yang Penuh Makna
Berikut teks khutbah jumat Hari Guru Nasional 2022, Memposisikan Akhlak Sebagai Ruh Pendidikan yang dikutip dari Nahdlatul Ulama Online.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي جَعَلَ الْاِسْلَامَ طَرِيْقًا سَوِيًّا، وَوَعَدَ لِلْمُتَمَسِّكِيْنَ بِهِ وَيَنْهَوْنَ الْفَسَادَ مَكَانًا عَلِيًّا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Hadirin sidang Jum’ah yang dirahmati Allah, Rais Akbar Nahdlatul Ulama: Hadhratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy’ari, dalam mukadimah salah satu kitabnya yang berjudul “Adabul ‘Alim wal Muta’allim” (kitab ini ditulis oleh beliau sebelum didirikannya NU) beliau mengisahkan, suatu hari Imam Syafi'i pernah ditanya mengenai pentingnya adab atau etika dalam pengajaran dan pendidikan:
كيف شهوتُك للأدب ؟
“Bagaimanakah hasrat dan perhatianmu terhadap pengajaran adab?”.
Beliau menjawab:
أسمعُ بالحرف منه فتوَدُّ أعضاءي أنّ لها أسماعا تتنعّم به “
Setiap kali telingaku mendengar materi pengajaran adab meski hanya satu huruf, maka seluruh organ tubuhku akan ikut menyimaknya, seolah-olah seluruh anggota tubuhku memiliki pendengaran. Demikianlah perumpamaan hasrat dan perhatianku terhadap pengajaran adab”.
Baca Juga: 8 Pantun Hari Guru Nasional 2022 Inspiratif dan Penuh Makna
Beliau kemudian ditanya lagi, “Lalu, bagaimanakah upayamu dalam mencari pengetahuan tentang adab itu?”. Beliau menjawab:
طلب المرأة المضلّة ولَدَها وليس لها غيرُها
“Aku akan dengan sekuat tenaga mencarinya sebagaimana upaya pencarian seorang ibu yang kehilangan anak satu-satunya yang dimiliki”. (Hasyim Asy'ari, Adab al-’Alim wa al-Muta’allim, 1415 H: 10-11).
Jamaah Jumah rahimakumullah, Kisah di atas merupakan sepenggal pelajaran yang sangat menarik dan berharga dari Imam Syafi'I bagi kita semua, yang menjelaskan betapa penting dan berharganya pengajaran adab atau etika.
Sehingga orang yang tidak memiliki etika diumpamakan seperti seorang ibu yang kehilangan anak satu-satunya yang dimiliki.
Baca Juga: 17 Link Twibbon Hari Guru Nasional 2022: Meriahkan di Media Sosial Anda
Adab, akhlak atau etika, merupakan unsur sangat penting dan mendasar dalam kehidupan manusia. Ia adalah tolak ukur yang menentukan mental, kepribadian, dan perilaku seseorang, sekaligus sebagai mumayyizat atau ciri khas yang membedakan antara manusia sebagai makhluk mulia dengan makhluk Allah lainnya.
Apabila ciri khas itu hilang maka akan hilang pula kemuliaan martabat manusia, bahkan posisinya bisa jauh lebih rendah dibanding hewan sekali pun.
Sebagaimana firman Allah SWT di dalam al-Qur’an:
لقد خلقنا الإنسان في أحسن تقويم. ثمّ رددناه أسفل سافلين. إلاّ الذين آمنوا وعملوا الصالحات ....
"Sungguh telah Aku ciptakan manusia dalam bentuk (dan kelengkapan potensi) yang sebaik-baiknya. Namun kemudian Aku kembalikan ia pada posisi yang serendah-rendahnya. Kecuali mereka yang benar-benar beriman dan berperilaku sholeh....”
Dan agar seseorang benar-benar dapat menjadi insan yang beriman dan berperilaku sholeh, caranya tiada lain harus melalui satu proses yang dinamakan: pendidikan.
Tentu, pendidikan yang tidak hanya berisi penyampaian materi pelajaran atau keterampilan (skill) semata, akan tetapi include di dalamnya penanaman nilai-nilai moral dan etika, melalui nasehat dan keteladanan seorang guru, apapun materi atau bidang ajar diajarkan.
Baca Juga: 5 Fakta Unik tentang Arab Saudi yang Wajib Kamu Tahu
Demikian pentingnya adab atau akhlak dalam kehidupan manusia, maka tidak mengherankan apabila dalam sejarah pemikiran (filsafat) misalnya, persoalan adab atau moralitas ini menjadi kajian penting di kalangan para filsuf yang telah berlangsung sejak ribuan tahun silam, hingga melahirkan cabang pengetahuan filsafat moral yang disebut dengan Etika.
Jama’ah sekalian yang dimuliakan Allah, Rasulullah SAW pun telah dengan tegas menyatakan bahwa dirinya diutus oleh Allah SWT ke muka bumi adalah untuk memperbaiki akhlak umat manusia, sebagaimana disabdakan oleh beliau:
إنما بعثت لأتمّم مكارم الأخلاق
“Sesungguhnya aku diutus (oleh Allah) untuk memperbaiki akhlak”. Selain itu, akhlak atau etika juga merupakan cermin kesempurnaan iman seseorang. Rasulullah SAW dalam hal ini menyatakan:
أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya”.
Hadirin sekalian yang dirahmati Allah, Dalam dunia pendidikan pun sama demikian, penanaman etika merupakan unsur utama yang sudah seharusnya menyatu dalam setiap proses pembelajaran, apapun materi yang dipelajari atau diajarkan.
Baca Juga: Piala Dunia 2022: 5 Fakta Menarik Seputar Argentina vs Arab Saudi
Hal ini selaras dengan hakikat tujuan pendidikan itu sendiri, yakni sebagai upaya pembentukan dan pengembangan seluruh aspek potensi peserta didik secara utuh, sesuai fitrah yang dimiliki manusia sejak lahir, baik potensi intelektual dan spiritualnya, potensi jasmani dan ruhaninya, dan sebagainya.
Atau dengan kata lain, hakikat dari tujuan pendidikan itu sebagai upaya penanaman nilai-nilai luhur (transfer of moral) dalam rangka “memanusiakan” manusia. Maka, adalah kurang tepat, apabila tugas mengajar atau mendidik hanya dimaknai secara sederhana sebatas pengajaran materi pengetahuan (transfer of knowledge) semata.
Oleh karenanya, seiring momentum Hari Guru Nasional saat ini, marilah aktivitas yang kita semua tekuni dalam dunia pendidikan, kita pahami bukan hanya sekadar “profesi”, namun harus dijiwai sebagai sebuah pengabdian dan tanggungjawab “profetik”, yakni tanggung jawab moral kita untuk sama-sama mengemban tugas kenabian dalam rangka menyiapkan generasi masa depan, yang tidak hanya diharapkan terampil dan berilmu pengetahuan tinggi, tetapi juga memiliki akhlak dan keluhuran budi pekerti.
Baca Juga: Hari Guru Nasional Sebentar Lagi, Berikut 20 Ucapan untuk Guru yang Penuh Makna