Tradisi Sakral saat Malam Satu Suro Bagi Masyarakat Jawa

photo author
- Kamis, 13 Juli 2023 | 13:32 WIB
Tradisi Kirab Kebo Bule dari Surakarta saat Malam Satu Suro ( (instagram @bondan80))
Tradisi Kirab Kebo Bule dari Surakarta saat Malam Satu Suro ( (instagram @bondan80))

JAKARTA, KLIKAKTUAL.COM - Malam satu Suro merupakan malam untuk menandai awal bulan dalam penanggalan Jawa.

Malam satu Suro juga bertepatan dengan peringatan 1 Muharram atau Tahun Baru Hijriyah bagi umat Islam.

Bagi kepercayaan masyarakat Jawa khusus nya mereka yang menganut Kejawen, malam ini merupakan malam yang keramat.

Baca Juga: Profil dan Biodata Yang Yang, Pemeren Song Yan di Drama China Fireworks of My Heart: Umur, Instagram, Zodiak

Maka dari itu bagi mereka yang mempercayainya akan melakukan ritual. Penasaran apa aja ritual nya? Simak berikut ini.

1. Kirab Kebo Bule Slamet oleh Keraton Kusunanan Surakarta Hadiningrat di Solo

Kegiatan sakral turun-temurun ini bertujuan sebagai wujud rasa syukur dan harapan agar manusia dapat menata hidup yang lebih baik lagi.

Kegiatan ini berisi rangkaian kirab pusaka keraton dan kebo bule, yang jadi hewan Klangenan Raja Paku Buwono II.

Kirab diawali dengan doa oleh para abdi dalem keraton di Kori Kamandungan, sambil menanti datangnya kebo bule yg akan dilepas dan dibiarkan berjalan sendiri.

Baca Juga: Kapan Malam 1 Suro? Ini Daftar Pantangan yang Harus Dihindari

Yang unik di sini adalah masyarakat mempercyai percikan air dari pusaka, hingga kebo bule yang menjadi cucuk lampah dari pusaka tersebut dipercaya dapat mendatangkan keberkahan.

2.  Tapa Bisu Mubeng Benteng di Yogyakarta

Tradisi Tapa Bisu Lampah Mubeng Beteng sendiri sudah dilakukan sejak zaman Sri Sultan Hamengkubuwono II untuk menyambut jatuhnya malam 1 Suro.

Rangkaian ritual Topo Bisu akan diawali dengan lantunan tembang macapat yang dilantunkan oleh para abdi dalem di Bangsal Srimanganti Keraton Yogyakarta.

Dalam lirik kidung pada tembang macapat yang dilantunkan ini terselip doa-doa serta harapan. Tapa bisu dimulai pada tengah malam hingga dini hari, dan dimulai saat lonceng Kyai Brajanala di regol Keben dibunyikan sebanyak 12 kali.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rema Rismawati

Tags

Rekomendasi

Terkini

14+ Ucapan Hari Ibu, Sederhana, Berkesan dan Penuh Makna

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:25 WIB
X