MAKASSAR, Klikaktual.com- Bencana banjir melanda tiga kabupaten di Sulawesi Selatan. Banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi sejak Jumat (27/8/2021) hingga Sabtu (28/8/2021).
Rilis resmi BNPB sesuai laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan melaporkan tiga kabupaten yang terdampak fenomena cuaca tersebut antara lain Kabupaten Wajo, Kabupaten Soppeng, dan Kabupaten Bone.
Berdasarkan pendataan tim di lapangan, banjir di Kabupaten wajo berdampak pada 5.956 KK atau 19.769 jiwa. Selain itu, banjir merendam 5.607 unit rumah, 1 di antaranya rusak berat dan 5 rusak ringan. Sebanyak 3.717 hektare sawah dan perkebunan milik warga juga ikut terendam akibat kejadian tersebut.
Selain banjir, BPBD Kabupaten Wajo juga melaporkan kejadian longsor akibat fenomena cuaca tersebut. "Dua titik longsor di Kelurahan Maddukkelleng dan 1 titik di Kelurahan Siengkang," jelas Marwa Hikmah, Pusdalops BPBD Kabupaten Wajo, Minggu (29/8).
BPBD bersama pihak terkait sudah lakukan pembersihan material longsor sehingga jalan yang sempat terhambat sudah kembali normal. Pihaknya juga melaporkan pada Minggu (29/8/2021) banjir sudah mulai surut.
Sementara itu, menurut laporan Yanti, Kepala Bidang Logistik BPBD Kabupaten Soppeng, banjir masih terjadi di wilayahnya hingga saat ini. "Kemarin sempat surut tapi saat ini hujan mengguyur lagi di wilayah kami, sehingga air kembali naik," kata Yanti saat dimintai keterangannya melalui saluran telepon, Minggu (29/8/2021).
BPBD Kabupaten Soppeng mencatat wilayah yang terdampak meliputi Desa Belo dan Desa Lompulle di Kecamatan Ganra. Selanjutnya Desa Kessing di Kecamatan Donri-Donri, Desa Kebo, Desa Baringeng, dan Desa Paroto di Kecamatan Lilirilau. Kemudian Desa Cinto di Kecamatan Citta dan Desa Panincong di Kecamatan Marioriawa.
Sebanyak kurang lebih 4.014 rumah, 2.530 hektare sawah dan 6 hektare perkebunan warga tedampak banjir. Tim BPBD telah memberikan bantuan logistik kepada warga terdampak berupa air mineral dan mi instan. "Karena keterbatasan mobilitas, sementara ini kami baru memberikan air mineral dan mi instan untuk warga terdampak," tambah Yanti.
Dijadwalkan hari ini pemerintah provinsi akan meninjau langsung ke lokasi guna melihat dampak yang ditimbulkan akibat banjir. "Pemprov sudah koordinasi untuk meninjau langsung ke lokasi untuk melihat di lapangan sebagai dasar apakah perlu ditetapkan status tanggap darurat," jelas Yanti.
BPBD Kabupaten Soppeng juga telah menginformasikan peringatan dini kepada camat dan lurah di wilayahnya terkait cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan banjir lebih parah. Peringatan dini diteruskan kepada warga melalui grup WhatsApp dan juga pengumuman melalui pengeras suara di masjid-masjid.
Sementara di Kabupaten Bone banjir melanda permukiman warga di 8 kecamatan dan berdampak pada kurang lebih 300 KK. Laporan Pusdalops BNPB per Minggu (29/8/2/21) pukul 11.00 WIB mencatat selain banjir, 2 titik penghubung antar desa terputus akibat adanya tanah longsor.
BPBD Kabupaten Bone terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan pemantauan dan kaji cepat pasca kejadian tersebut. Pengamatan di lapangan saat ini meski cuaca terlihat mendung, banjir di sebagian wilayah mulai berangsur surut.
BMKG melalui laman resminya pada Rabu (26/8/2021) lalu telah mengeluarkan peringatan dini mingguan untuk wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Mulai 27 Agustus hingga 2 September 2021, Provinsi Sulawesi Selatan berpotensi alami cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, dan hujan es).
Dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin. Pemda, khususnya BPBD, diharapkan dapat mendesiminasi peringatan dini tersebut ke dalam kesiapsiagaan untuk mengurangi dampak dari adanya cuaca ekstrem. Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi tersebut. ***