INDRAMAYU, Klikaktual.com - Puslitbang Bimas Islam Kemenag RI menggelar Bedah Buku Moderasi Beragama karya KH Lukman Hakim Saifuddin di Aula Idham Chalid Kampus Hijau Kaplongan, Kabupaten Indramayu, Sabtu (23/4/2022). Kegiatan tersebut bekerja sama dengan Yayasan Oemah Satu Bangsa.
Kasubag TU Puslitbang Bimas Islam Kemenag RI, Rizki Riyadu Topeq mengatakan, buku Moderasi Beragama mengandung pembahasan tentang arti hingga cara mengimplementasikan moderasi beragama baik dalam kehidupan pribadi, maupun bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Menurutnya, moderasi beragama bukan berarti memoderasi agama. Karena agama dalam dirinya sudah mengandung prinsip moderasi, yaitu keadilan dan keseimbangan. Bahkan, bukan agama jika ia mengajarkan perusakan di muka bumi, kezaliman, dan angkara murka.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer 24 April 2022 : Jadilah Pendengar yang Baik untuk Pasangan
"Agama tidak perlu dimoderasi lagi. Namun, cara seseorang beragama harus selalu didorong ke jalan tengah, harus senantiasa dimoderasi, karena bisa berubah menjadi ekstrem, tidak adil, bahkan berlebih-lebihan," katanya.
Pemerintah Indonesia, khususnya Kemenag semakin giat menyerukan kampanye tentang moderasi beragama dalam berbagai kesempatan.
Hal tersebut bertujuan untuk menekankan pentingnya toleransi dalam kehidupan beragama dan mencegah timbulnya sikap ekstrem yang merugikan.
Baca Juga: Link Live Streaming Liga Inggris Leicester vs Aston Villa Malam Ini, Lengkap dengan Head To Head
Selain itu, masyarakat Indonesia selaku umat beragama yang taat hendaknya turut mendukung gerakan anti radikallisme ini.
Padahal, radikalisme adalah sikap yang hanya akan mendatangkan kerugian. Apalagi jika pemahaman itu diwujudkan dalam tindakan-tindakan ekstrem seperti kekerasan. Diakuinya, dakwah memang harus dilaksanakan, namun dengan cara-cara yang menyejukkan.
"Hal itu sejalan dengan hakikat Islam Rahmatan Lil’alamiin, pembawa rahmat bagi seluruh alam. Cara pandang dan sikap moderat dalam beragama sangat penting bagi masyarakat Indonesia, karena keragaman dapat disikapi dengan bijak, serta toleransi dan keadilan dapat terwujud," ucapnya.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo 24 April 2022 : Saatnya Berdamai dengan Keadaan
Sementara itu, Ketua Yayasan Oemah Satu Bangsa, Wahyono An Najih, mengatakan, masyarakat harus kembali ke akar ke-Indonesiaan. Di mana, akar jati diri ke-Indonesiaan itu memiliki empat hal yakni keadilan, moderasi, kebajikan, dan persahabatan.
"Mari kita sosialisasikan di masyarakat dan medsos, bahwa kita semua bersahabat, berkawan, dan bersaudara. Saya kira ini sangat diperlukan dalam konteks ke-Indonesiaan yang sangat kaya," jelasnya.