JAKARTA, Klikaktual.com - Memiliki tubuh ideal merupakan impian setiap orang khususnya kaum Wanita. Untuk mendapatkan tubuh yang ideal kita harus menjaga pola makan dan pola hidup kita.
Akan tetapi beda halnya dengan seseorang yang memiliki postur tubuh atau berat badan yang lebih. Jika berat badan melebihi akan ideal perlu melakukan diet untuk mendapatkan mengembalikan tubuh yang ideal.
Salah satu diet yang bisa diet yang bisa dilakukan adalah diet intermittent fasting, diet ini merupakan salah satu jenis diet yang tengah populer di berbagai postingan sosial media.
Baca Juga: Atletico Imbang, Barcelona Dekati Madrid Usai Hantam Getafe
Akan tetapi tidak sedikit orang yang mengatakan berhasil menurunkan berat badan akibat pembatasan periode waktu makan.
Berdasarkan informasi dari Divisi Endokrin, Metabolik, dan Diabetes Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUPN dr Cipto Mangunkusumo-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang disampaikan oleh dr. Martha Rosana SpPD, bahwa tidak semua orang cocok melakukan diet intermittent fasting.
“Intermittent fasting sebenarnya aman untuk banyak orang, akan tetapi tidak semua orang. Jadi ada beberapa kelompok yang kurang aman melakukan puasa atau intermittent fasting,” ucap dr Martha pada webinar daring, Sabtu (25/2/24).
Dr Martha pun juga menyampaikan bahwa puasa atau yang dikenal dengan diet puasa memang efektif memangkas berat badan dikarenakan dapat mengurangi asupan kalori dan juga membantu mengontrol rasa lapar sampai kenyang. Sebenarnya diet intermittent fasting juga dapat memperbaiki metabolisme seseorang, termasuk dalam kadar gula darah, tekanan darah, hingga ke kolesterol.
Beda halnya dengan mereka yang mengidap penyakit GERD atau gastritis, ibu hamil. Ibu menyusui, sampai ke pasien diabetes tidak sarankan untuk mengikuti diet ini. Bukan hanya itu saja, mereka yang memiliki penyakit liver tahap lanjut, ginjal sampai ke pasien dengan riwayat komorbid tak terkendali juga tidak disarankan melakukan diet ini.
“Karena tentu saja, kelompok ini harus memenuhi kebutuhan nutrisi. Kelompok ini, tidak disarankan melakukan puasa sampai kondisinya benar-benar fit,” ucap dr Martha.
Selain itu, dr Martha juga menjelaskan bahwa mereka yang beresiko mengalami gangguan Kesehatan saat melakukan diet intermittent fasting alangkah baiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Karena hal ini untuk memastikan proses diet agar tidak mengganggu kebutuhan nutrisi hingga penggunaan obat-obatan pasien
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa diet intermittent fasting termasuk dalam kategori diet yang aman, kecuali pada penderita komorbid untuk menekan resiko yang mungkin akan muncul pada saat diet puasa.