FILM pendek Ngiring Belasungkawa (The Envelope of Grief) trending di media sosial Twitter. Film ini mengisahkan tradisi di Jawa Barat yang memberikan upah pada semua jamaah yang mengurus prosesi jenazah.
Bermula dari cuitan akun Twitter @cinemuach yang mengomentari sebuah film pendek berjudul The Envelope of Grief. Menurutnya, film itu mengisahkan sebuah tradisi di Jawa Barat tentang sebuah keluarga yang mengalami musibah kematian, namun harus memberikan 'amplop' dengan nominal tertentu pada semua jamaah yang mengurus prosesi kematian. Dari mulai yang memandikan, membungkus jenazah, menyalatkan sampai yang menguburkan.
"Aku baru tau loh kalau ada tradisi yang mengakar di Jawa Barat, di mana pihak keluarga harus memberi "amplop kematian" ke semua jamaah yang mengurusi prosesi kematian almarhum dgn harga yang udah ditentukan. Oh wow! Nggak heran kalau film ini dikasih judul THE ENVELOPE OF GRIEF," tulisnya.
Film Ngiring Belasungkawa ini disutradarai oleh Praditha Blifa dan diproduseri oleh Daniel Victory, dua mahasiswa di Kota Pelajar, Yogyakarta.
Dalam film ini menceritakan kebingungannya keluarga yang meninggal, setelah mengetahui bahwa dia harus menyiapkan banyak uang demi mengurusi jenazah sang ayah. Padahal kondisi ekonominya terbilang tidak mampu.
Film Ngiring Belasungkawa yang isi dialognya menggunakan Bahasa Sunda, Jawa Barat itu, mengisahkan betapa tradisi ini sangat memberatkan bagi keluarga yang menerima musibah. Terutama bagi keluarga yang tidak mampu.
Tradisi memberikan amplop kepada orang-orang yang terlibat dalam pengurusan jenazah, memang masih ada di sejumlah daerah di Jawa Barat. Tak kenal kaya dan miskin. Nominal yang sudah ditentukan untuk para pengurus jenazah pun dibebankan pada keluarga yang menerima musibah.
Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta 31 Agustus 2021: Nino Makin Membenci Elsa, Andin dan Aldebaran Bahagia
Jika hal itu tidak dilakukan, maka akan menjadi bahan omongan warga sekitar. Bahkan, bagi keluarga yang kurang mampu, sampai harus meminjam uang untuk menutupi kekurangan. Tentu merupakan beban berat bagi keluarga almarhum saat menghadapi musibah seperti ini.
Tentu ini jadi dilematis tersendiri untuk keluarga yang ditinggalkan. Terlebih buat keluarga yang tidak berkecukupan. Beban kesedihan belum usai, masih harus menerima tuntunan sosial. Sudah jatuh tertimpa tangga pula.
Padahal, hukum mengurus jenazah seorang muslim adalah fardhu kifayah. Status hukum dari sebuah aktivitas dalam Islam yang wajib dilakukan.
Baca Juga: Harus Tahu! Ini Lima Ulama Indonesia yang Mendunia, Pantas Jadi Panutan Umat Islam